Liputan6.com, Jakarta Kehamilan Anda sudah mencapai usia 40 minggu. Tas untuk dibawa ke RS sudah siap dan rapi. Kamar bayi sudah dihias, dan semua baju serta kebutuhannya sudah tersusun rapi. Orangtua yang nanti akan membantu Anda mengurus sang buah hati pun sudah datang dari luar kota. Yang belum hanya sang bintang utama, yang rupanya masih betah dalam perut mama.
Saat hal ini terjadi, biasanya ibu hamil akan kembali mengunjungi dokter. Meminta saran apapun yang bisa mempercepat kedatangan sang buah hati. Dan setelah cara-cara lain (makan pedas, banyak jalan kaki, naik mobil di jalan jelek) tak berhasil, dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk berhubungan seks.
Advertisement
Seks saat hamil 40 minggu, atau di penghujung kehamilan, bisa jadi obat mujarab yang akan mempercepat tibanya proses persalinan. Hal ini karena air mani pria mengandung prostaglandin, hormon yang juga diproduksi tubuh wanita untuk mempersiapkan serviks untuk persalinan.
Ini artinya, klimaks yang dicapai calon ayah saat berada di dalam vagina, bisa juga membawa kehamilan Anda pada klimaks (dan final)-nya. Atau setidaknya bisa memberikan dorongan yang dibutuhkan agar proses persalinan segera tiba.
Namun apakah hal itu aman? Anehkan, mungkinkah? Berikut semua yang perlu Anda ketahui tentang hubungan seks saat hamil 40 minggu, melansir What to Expect, Kamis (2/2/2017).
Tak berbahaya dan bisa menyenangkan
Berbahayakah?
Jika dokter Anda memberikan lampu hijau, itu artinya dia sudah memastikan keamanannya. Jadi Anda tidak perlu khawatir. Anda juga tidak perlu khawatir akan menyakiti bayi--bahkan di ukurannya sekarang ini.
Walaupun mungkin pria tak akan terima, namun sebesar apapun penisnya, tetap tak akan bisa mencapai kepala bayi. Bahkan saat kepala bayi sudah berada di bawah karena siap dilahirkan. Dan jika Anda mencapai orgasme pun, tak akan ada bahayanya bagi kandungan.
Bahkan, kontraksi uterin dan pelepasan oksitosin yang terjadi karena orgasme bisa jadi adalah kartu As Anda untuk membuat rahim mulai beraksi untuk memulai persalinan.
Menyenangkankah?
Menyenangkan atau tidak tentunya tergantung pada persepsi Anda. Kemungkinan besarnya, seks di masa-masa ini akan jadi lebih lucu dibanding seru, belum lagi menantang secara fisik mengingat besarnya perut Anda.
Dan kecuali gairah seks Anda masih dalam dosis tinggi di ujung kehamilan (dan ini bisa saja), seks di penghujung kehamilan biasanya lebih fokus pada hasil akhir (bisa segera melahirkan) dibandingkan penuh gairah. Namun bukan berarti Anda dan pasangan tak bisa menikmatinya.
Tak usah berusaha melakukannya dengan semangat bereksperimen. Pilihlah posisi yang paling nyaman untuk Anda, dan lakukan secara perlahan dan penuh cinta. Jangan lupa untuk tertawa saat ada hal lucu dan konyol (dan kemungkinan besar memang pasti ada) terjadi.
Advertisement
Sensasi berbeda yang bisa berguna
Berbedakah?
Berbeda itu pasti. Jika serviks Anda sudah memulai prosesnya ke arah persalinan, suami mungkin akan bisa merasakannya saat penetrasi (bahkan jika dia belum pernah merasakan serviks Anda sebelumnya. Dan setelah berhubungan seks, Anda mungkin akan melihat ada sedikit bercak. Ini timbul karena serviks sudah lebih lembut dan sensitif.
Belum lagi, pembengkakan yang sebelumnya membuat Anda sangat bergairah pada trimester kedua, pada titik ini lebih sudah seperti mati rasa. Hal ini mungkin akan mencegah Anda mendapatkan sesi bercinta yang benar-benar memuaskan.
Dan, cairan vagina, secara umum, juga sudah lebih banyak dari biasanya. Namun bisa jadi malah jadi terlalu banyak. Jadi pastikan pasangan benar-benar siap dan bergairah dulu sebelum dia melakukan penetrasi, karena kondisi vagina wanita pada titik ini akan menjadi seperti taman air.
Bergunakah untuk segera mendapatkan persalinan?
Mungkin iya, mungkin tidak. Jika dokter Anda meresepkan seks, hal ini hanya karena dia sudah kehabisan jurus. Tubuh Anda (dan bayi) masih menjadi pemegang suara terakhir. Jika serviks dan rahim Anda sudah siap, seks bisa mempercepat proses persalinan yang memang sudah akan berlangsung.
Namun, jika kondisi serviks belum lagi matang, Anda masih tetap harus menunggu--walau sudah melakukan hubungan seks secara teratur. Dan jika Anda sudah mencapai 42 minggu, kemungkinan besar Anda harus diinduksi--oleh dokter, bukan suami.
Perlu diingat, setelah bayi Anda memutuskan untuk lahir, akan butuh waktu empat sampai enam minggu sampai Anda boleh berhubungan seks lagi. Jadi, nikmati dan gunakan waktu bersama Anda berdua suami saat ini sebaik-baiknya.
Seks di ujun kehamilan bisa memberikan keintiman, yang mungkin tak akan bisa Anda rasakan lagi untuk sementara waktu. Dan jika hal itu ternyata belum berhasil mempercepat proses persalinan, setidaknya Anda jadi memiliki pengalaman seru bersama suami.
Baca Juga