Liputan6.com, Jakarta Sebagian orang menganggap seks oral bukanlah seks yang sesungguhnya, melainkan hanya foreplay. Namun sebagian lainnya berpendapat bahwa seks oral sama intim atau bahkan lebih intim dari sekadar seks biasa.
Mengutip laman Elite Daily, penulis kolom seks Gigi Engle berpendapat seks oral merupakan perwujudan kasih sayang mendalam pada pasangan, karena hanya satu pihak yang dipuaskan. Hal itu membuat seks oral menjadi sangat intim.
Advertisement
Hal ini memang masih menjadi perdebatan dan kembali kepada sudut pandang masing-masing individu atau pasangan. Namun, terlepas dari apakah seks oral termasuk dalam seks atau sekadar foreplay, ada bahaya mengintai dari tindakan seks tersebut.
Laman Psychology Today menulis, dalam konteks kesehatan, seks oral memang berisiko karena bisa menjadi alat penularan penyakit menular seksual (STI) termasuk HIV, HPV (human paplillomavirus), HSV (herpes simplex virus), hepatitis C, serta berbagai infeksi bakteri seperti sifilis dan gonorrhea.
British Association for Sexual Health and HIV (BASHH) mengungkap, perilaku berganti-ganti pasangan seksual menyebabkan infeksi menular seksual seperti chlamydia, herpes, serta gonorrhea yang kebal pengobatan semakin meningkat dan berkepanjangan.
Penasihat kesehatan Dr Peter Greenhouse menjelaskan, "Kita baru saja menyadari bahwa banyak infeksi ditularkan dari seks oral. Sangat sedikit sekali orang yang menggunakan kondom ketika melakukan seks oral. Mereka tidak tahu bahwa bisa dengan sangat mudah tertular chlamydia dan gonorrhea di belakang tenggorokan."
Dr Peter menyarankan untuk rutin memeriksakan diri apakah memiliki infeksi seksual.
"Periksakan diri ke klinik untuk mendapat tes rutin atau gunakan kondom, termasuk ketika melakukan seks oral," ujarnya, dikutip dari laman Dailystar, Jumat (3/2/2017).
Bagi pria yang akan melakukan seks oral pada sang istri bisa menggunakan dental dam (pelindung untuk seks oral). Tak hanya terbuat dari plastik tipis, dental dam juga dilengkapi berbagai rasa.