Tolong, Stok Pangan Nelayan di Perbatasan Filipina Kritis

Distribusi pangan bagi warga perbatasan terhenti sejak dua bulan lalu.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 03 Feb 2017, 11:02 WIB

Liputan6.com, Manado - Buruknya kondisi cuaca yang menghambat perjalanan via laut untuk menyuplai bahan makanan ke kecamatan Miangas dan Marore, Provinsi Sulawesi Utara, membuat warga negara Indonesia di wilayah perbatasan Filipina itu mengalami krisis pangan.

"Kekurangan pangan di daerah itu sudah terjadi hampir dua bulan. Pengiriman bahan pangan terhenti akibat buruknya cuaca. Kapal barang atau penumpang tak bisa menembus gelombang tinggi yang terjadi," ungkap Franky Manumpil, Kepala Biro Ekonomi Pemprov Sulawesi Utara di Manado, Jumat (3/2/2017).

Franky mengungkapkan, stok bahan pangan di dua daerah itu kian menipis bahkan mulai kritis. Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud Maria Sri Wahyuni sudah menyurati Pemerintah Sulawesi Utara, dalam hal ini Gubernur Sulut, untuk membantu memfasilitasi bersama Bulog Sulut agar mengirimkan bahan pangan.

"Ini kami tindak lanjuti dengan mengirim satu ton beras ke dua daerah itu. Kita berharap untuk sementara bisa mengatasi krisis beras, sampai menanti jalur transportasi kembali normal," ujar Frangki.

Kepulauan Kecamatan Khusus Miangas, Kabupaten Talaud, tercatat memiliki warga sebanyak 678 jiwa. Sedangkan di Pulau Kecamatan Khusus Marore, Kabupaten Kepulauan Sangihe, berpenghuni sebanyak 845 jiwa. Sebagian besar warga di dua daerah itu bekerja sebagai nelayan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya