Komentar DPR Soal Pergantian Bos Pertamina

Menteri BUMN Rini Soemarno memberhentikan Dirut Pertamina Dwi Soetjipto dan Wadirut Pertamina Ahmad Bambang pada RUPS Jumat ini.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 03 Feb 2017, 12:36 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Komisi VII DPR mencium ada ketidakharmonisan di tubuh PT Pertamina (Persero). Hal tersebut diduga menjadi latar belakang pencopotan Dwi Soetjipto dari jabatan sebagai Direktur Utama dan Ahmad Bambang sebagai Wakil Direktur Utama.

Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu mengatakan, pencopotan Dwi dan Bambang kemungkinan dipicu oleh ada kubu berbeda di Pertamina. Hal tersebut tentunya sangat tidak baik untuk perusahaan.

"Mungkin ini dipicu oleh adanya kubu-kubuan di Pertamina. Kami Komisi VII sebagai mitra pun merasakan ‎perpecahan itu," kata Gus, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (3/2/2017).

Gus menuturkan, kalau pun keputusan pencopotan tidak dilakukan dan keduanya tetap bersatu dalam korporasi, membuat kinerja perusahaan belum tentu menjadi maksimal.

"Kalau pun bersatu belum tentu bisa optimal. Tapi kalau tidak bersatu (ada perpecahan) sudah pasti tidak optimal," ungkap Gus.

Gus melanjutkan, yang dibutuhkan Pertamina agar menjadi perusahaan besar adalah sikap solid antar dewan direksi, karena membutuhkan kerja sama untuk membangun Pertamina menjadi perusahaan besar.

"Padahal kita ingin membesarkan Pertamina, dan untuk itu butuh soliditas di dewan Direksi," tutur Gus.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno resmi memberhentikan Direktur Utama (Dirut) Pertamina Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang.

Hal ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar di Kantor Kementerian BUMN pada Jumat 3 Februari 2017.

"Pada hari ini tadi sudah ada penyerahan SK pemberhentian Dirut dan Wadirut PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang. Mulai hari ini beliau diberhentikan sesuai dengan SK Menteri BUMN," kata Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo.

Gatot menjelaskan, keputusan itu diambil untuk mendorong Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia. "Kami melihat internal ada yang perlu ditingkatkan, perlu ada penyegaran. Maka dua jabatan ini mengalami perubahan," tutur Gatot.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya