Liputan6.com, Jakarta - Jembatan timbang berfungsi untuk mengatur muatan. Jadi, kurang tepat jika jembatan timbang semata-mata untuk menggenjot pendapatan. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat berkunjung ke Terminal Ponorogo, Jawa Timur.
Budi Karya mengatakan, mesti ditanamkan sejak awal bahwa adanya jembatan timbang untuk membatasi muatan atau tonase kendaraan. Dengan begitu, maka kerusakan akibat kelebihan muatan bisa dikurangi.
Baca Juga
Advertisement
"Saya sudah berkomunikasi pemda minta toleransi jangan mengadalkan jembatan timbang sebagai pendapatan daerah karena kalau itu sudah disepakati fungsi jembatan timbang untuk membatasi tonase jalan, kalau jalan, kerusakan jalan tak terjadi lagi di PU, pemda tingkat I dan II biaya maintenance banyak banget," jelas dia, di Terminal Ponorogo Jawa Timur, Jumat (3/2/2017).
Budi Mengaku, selama ini biaya perbaikan jalan yang harus dikeluarkan oleh pemerintah pusat karena jalan rusak akibat kendaraan kelebihan muatan. "Kalau pusat triliunan," ujar dia.
Untuk diketahui, Budi Karya mengujungi Ponorogo untuk meresmikan Terminal Seloaji Ponorogo, Jawa Timur. Budi Karya berharap, adanya terminal ini menjadi kebanggaan bagi Ponorogo.
"Terminal pusat kegiatan yang membanggakan di daerah. Jangan sekadar di mana bus datang dan pergi," kata dia.
Dia juga meminta pelayanan yang optimal bagi masyarakat. Sebab itu, dia melarang keras adanya praktik pungli. "Kami sampaikan jangan sampai ada pungli," ujar dia.
Terminal Seloaji Ponorogo ini memiliki luas lahan 46.960 meter per segi. Luas bangunan 5.944 meter persegi. Adapun investasi untuk pembangunan dan revalitasi terminal ini sekitar Rp 46 miliar. (Amd/Gdn)