Liputan6.com, Jakarta - Bagaimana jika smartwatch-mu dapat mendeteksi apa yang kamu sedang rasakan? Kedengarannya agak mustahil.
Namun, ada sebuah software untuk perangkat wearable yang dapat melakukan hal itu: mendeteks emosi dari apa yang diucapkan si penggunanya. Software ini dikembangkan oleh tim riset di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
Advertisement
Software ini menggunakan algoritma untuk memantau suara, mentranskrip teks dan biosinyal untuk mengetahui apa yang dirasakan si penggunanya. Tim periset ini menyebutkan bahwa tingkat akurasi software tersebut mencapai 83 persen jika emosi diukur berbasis intonasi bicara.
Mereka menemukan bahwa sinyal tertentu, seperti nada monoton, jeda panjang, peningkatan aktivitas jantung dan kegelisahan dapat mengisyaratkan emosi sedih. Adapun, software ini mendeksi emosi setiap setiap lima detik dari setiap percakapan dengan tingkat akurasi 18 persen.
Saat ini software tersebut digunakan oleh Simband, perusahaan pengembang platform wearable berbasis OS Tizen Samsung. Namun, mereka berencana untuk menghadirkannya pada produk komersial, seperti Apple Watch.
Mereka berharap software ini dapat bermanfaat sebagai perangkat wearable yang dapat membantu coach berbasis kecerdasan buatan untuk menolong orang-orang yang memiliki kecemasan tinggi.
"Bayangkan jika di setiap akhir pembicaraan, kita bisa mengulang dan mengetahui bahwa ada orang-orang di sekitar kita yang memiliki kecemasan tinggi," ungkap Tuka Alhanai, penulis laporan software ini, seperti dikutip Wareable, Sabtu (4/2/2017).
(Cas/Ysl)