Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah membuat gebrakan dalam menertibkan kota Surabaya, salah satunya dengan membongkar tempat prostitusi Dolly.
Namun, Risma bertanggung jawab atas keputusannya tersebut. Dia tidak membiarkan warga yang menggantungkan hidup dari tempat hiburan tersebut kehilangan penghasilan. Caranya dengan mengembangkan keterampilan para warga tersebut.
Risma melanjutkan, pengembangan keterampilan untuk warga yang menggantungkan hidup dari aktivitas Dolly sudah menunjukkan keberhasilan. Salah satunya seorang pensiunan juru parkir dolly yang saat ini menjadi pengusaha sablon.
"Salah satu kasus Doli ada juru parkir yang ikut program. Saya juga tidak tahu kalau dia juru parkir Dolly," kata Risma, dalam acara Creativepreneur Corneur 2017, di Senayan City, Jakarta, Sabtu (4/2/2017).
Baca Juga
Advertisement
Risma mengungkapkan, omzet yang didapat mantan juru parkir doli tersebut saat ini mencapai Rp 1 miliar per bulan. Kini usaha tersebut bisa menghidupi 250 orang pekerja.
"Sekarang omzet Rp 1 miliar satu bulan pekerjanya 250 orang. Dia ngomong minta bantuan sablon, saya tidak tahu latar belakang dia," ujar Risma.
Tri Rismaharini mengaku memiliki program pejuang muda dengan memberdayakan keterampilan pemuda untuk menjadi pengusaha. Hal ini merupakan usahanya untuk mengentaskan kemiskinan pada kota yang berlambang hiu dan buaya tersebut.
"Jadi saya buka peluang sebanyak mungkin, saya buka peluang apapun asal halal. Di Surabaya tidak boleh ada pengemis, anak kecil jualan koran. Tangan kita tidak boleh di bawah harus di atas, saya ajarkan seperti itu," tutur Risma.