Liputan6.com, Washington, DC - Dalam wawancara televisi dengan Fox News, Presiden Donald Trump membandingkan Amerika Serikat (AS) dengan Rusia. Menurutnya, moral kedua negara tidak jauh berbeda: sama-sama pembunuh.
Pada satu kesempatan, pembawa acara, Bill O'Reilly melayangkan pertanyaan soal apakah Trump menghormati Putin.
Advertisement
"Saya menghormati Putin. Saya menghormati banyak orang. Tapi bukan berarti saya akan bergaul dengan mereka," jawab Trump seperti dilansir The Guardian, Minggu, (5/2/2017).
"Menurut saya, akan lebih baik bergaul dengan Rusia dibandingkan tidak sama sekali dan jika Rusia membantu kita memerangi ISIS dan terorisme di seluruh dunia, itu merupakan hal baik," ungkap presiden ke-45 AS itu.
Penjelasan Trump tersebut disudutkan oleh O'Reilly. Ia menegaskan bahwa Putih adalah seorang pembunuh.
"Ada banyak pembunuh. Kita memiliki banyak pembunuh, apakah menurut Anda negara kita begitu suci?," balas Trump.
Pernyataan ayah lima anak itu dinilai tak lazim bagi seorang presiden AS. Dan ini bukan kali pertama bagi Trump melontarkan pernyataan serupa.
Pada Desember 2015, melalui program "Morning Joe" yang tayang di MSNBC, Trump juga ditanya pendapatnya terkait sosok Putin.
"Dia menjalankan negaranya dan setidaknya, ia merupakan seorang pemimpin. Tidak seperti yang kita miliki di negara ini," ujar Trump kala itu.
Pembawa acara program itu, Joe Scarborough lantas mengatakan bahwa Putin telah "menghabisi" nyawa para jurnalis yang tidak sependapat dengannya.
"Saya rasa negara kita juga banyak melakukan pembunuhan, Joe. Ada banyak kebodohan yang terjadi, banyak pembunuhan," elak Trump.
Dalam minggu yang sama, Trump mengungkap hal yang kurang lebih sama kepada ABC News.
"Anda katakan dia membunuh banyak orang. Saya belum pernah melihatnya. Jika dia membunuh jurnalis, menurut saya itu mengerikan. Tapi tidak terbukti bahwa dia membunuh siapa pun, jadi Anda seharusnya tidak menuduh sampai dia terbukti bersalah," kata mantan taipan properti itu.
Menurut sebuah komite untuk Project Journalist, setidaknya 36 wartawan tewas di Rusia sejak tahun 1992. Salah satu yang banyak mendapat sorotan adalah kematian Anna Politkovskaya. Ia ditembak pada tahun 2006 ketika tengah menginvestigasi penyiksaan di Chechnya.
Adam Schiff yang merupakan anggota Komite Intelijen di DPR mengkritik pernyataan kontroversial teranyar Trump.
"Ini merupakan kali kedua Trump telah membela Putin dari tuduhan dia seorang pembunuh dengan mengatakan, pada dasarnya AS tidak lebih baik. Ini sepenuhnya tidak benar. Apakah dia tidak melihat kekacauan yang ditimbulkan akibat komentar itu dan kado yang diberikannya untuk propaganda Rusia?," tutur Schiff.
Sementara itu, Trump berkomitmen akan membantu mewujudkan perdamaian antara Ukraina dan Rusia. Ia sendiri sudah berbicara via telepon dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko untuk menyampaikan hal tersebut.
"Kami akan bekerja sama dengan Ukraina, Rusia, dan sejumlah pihak untuk membantu mereka memulihkan perdamaian di sepanjang perbatasan," kata Trump dalam tak lama setelah berbicara dengan Presiden Poroshenko.