Liputan6.com, Jakarta Pencopotan Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang sebagai Direktur Utama (Dirut) dan Wakil Direktur Utama (Wadirut) PT Pertamina (Persero) secara mendadak mengejutkan banyak pihak, termasuk DPR.
Komisi VII DPR yang membawahi sektor energi menganggap pemberhentian kedua pucuk pimpinan tersebut sebagai anomali.
"Keputusan mengganti Dirut dan Wadirut ini sangat anomali. Mengejutkan kami di DPR," tegas Wakil Ketua Komisi VII DPR, Satya Widya Yudha usai menjadi pembicara Energi Kita, Jakarta, Minggu (5/2/2017).
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, penggantian kedua pimpinan tersebut sangat anomali saat
kinerja Pertamina sedang membumbung tinggi. Satya mencatat, Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut sukses mencetak laba sekitar US$
2,5 miliar atau Rp 40 triliun. Nilai ini mengalahkan keuntungan Petronas yang hanya mencapai US$ 1,6 miliar.
"Di tengah kinerja keuangan yang cukup baik diputuskan ada penggantian
orang penting perusahaan tersebut. Ini kan sangat mengejutkan, sepanjang sejarah, baru pertama kali Pertamina punya capaian sedemikian tinggi," terang Satya.
Dia mengatakan, ukuran sebuah korporasi atau BUMN berdasarkan kinerja. Pertamina, dinilai mempunyai kontribusi besar terhadap negara.
"Sementara kinerja diukur bagaimana mereka berkontribusi terhadap keuangan negara dan tidak bisa dipungkiri Pertamina menyumbang cukup besar dalam keuntungan itu," jelas dia. (Fik/Nrm)