Liputan6.com, Jakarta - Beredar kabar terkait adanya e-KTP ganda dengan nama, foto, dan identitas berbeda namun memiliki foto yang sama. Grup di media sosial pun heboh dan menuding adanya praktik curang yang diduga dilakukan pasangan calon nomor urut 2, Ahok - Djarot.
Advertisement
Menanggapi itu, calon gebernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan kabar itu tidak benar. Pihaknya sudah mengecek langsung soal e-KTP ganda tersebut.
Ahok menggaransi, timnya akan turun langsung dan mengawasi saat pencoblosan. Tim akan siaga di TPS-TPS yang ada dan akan melaporkan jika ada hal-hal yang mencurigakan, termasuk adanya pemilih ganda.
"Makanya, nanti kalau di TPS ada saksi-saksi lihat yang mencurigakan, segera laporkan, karena kita ada tim satgasnya,” kata Ahok saat blusukan di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (5/2/2017).
Tak tanggung-tanggung, seperti biasa, Ahok akan memperkarakan siapa saja yang bermain-main dengan penggandaan suara. "Mencurigakan kita cek, ketauan kita pidanain," ancam Ahok.
Hal senada disampaikan calon wakil gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat. Dia menegaskan informasi ini tidak benar. Pemerintah harus mengusut itu agar tidak menimbulkan kegaduhan jelang pemilihan 15 Februari 2017.
"Pemerintah harus tegas, kita harus tegas supaya tak menimbulkan opini yang sesat, supaya antarwarga tak saling curiga mencurigai,” ujar Djarot di kawasan Kartini, Sawah Besar, Jakarta, Minggu (5/2/2017).
Djarot menjelaskan, pengurusan KTP di Jakarta sudah ketat dan tidak mungkin bisa memperoleh KTP ganda. Jika nanti didapati ada KTP ganda, Djarot percaya pihak KPU sudah menyiapkan sistem yang akan melacak dengan cepat adanya pemilih fiktif tersebut.
“Gini, E KTP itu punya NIK dan itu sudah terdaftar di Kemendagri, di Disdukcapil. Tidak mungkin, susah sekarang, dengan e-KTP registrasi, NIK itu sudah susah dipalsukan, apalagi di Jakarta, susahlah. Jadi saya minta itu tegas, kepolisian tegas. Kemudian Kemendagri juga harus tegas, karena yang mengeluarkan itukan Kemendagri,” terang Djarot.
Menurut Djarot, bukan e-KTP ganda, yang dikhawatirkan dirinya ialah banyak pemilih yang tak punya hak suara lantaran tak memiliki KTP. Namun jumlahnya tak terlalu signifikan.
“Waktu aku belum non aktif, its oke, Diskudkcapilnya oke lo, bisa dicek satu per satu, kalau ada yang belum tercetak, memang iya, karena waktu itu blangko ada yang belum datang, tapi itu cuma sedikit,” jelas Djarot.
Sebelumnya, beredar pesan berantai dan postingan di media sosial soal adanya e-KTP ganda di Jakarta. Satu foto yang sama memiliki dua hingga tingga identitas diri.
Dalam pesan berantai itu, terdapat beberapa e-KTP yang berserakan. Tiga di antara e-KTP itu memiliki alamat dan nomor induk kependudukan yang berbeda tetapi memiliki foto yang sama.
Di e-KTP dengan foto yang sama itu tertulis Sukarno, Mada dan Saidi. Tiga e-KTP itu terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tetap untuk Pilkada DKI yang akan digelar 15 Februari 2017.
Kemendagri sendiri telah menegaskan bahwa e-KTP ganda tersebut palsu. Hal itu setelah pihaknya mengecek semua NIK dan data yang tertera di e-KTP melalui Ditjen Dukcapil.