Menag Lukman: Mari Redam Isu yang Timbulkan Fitnah

Menag menuturkan, persatuan Indonesia tidak boleh goyah karena provokasi dan hasutan

oleh Liputan6 diperbarui 06 Feb 2017, 08:40 WIB
Menag Lukman Hakim Saifuddin

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berharap, persaudaraan sesama warga negara dan bangsa yang telah terjalin lama, tidak terganggu oleh suhu politik di Tanah Air yang memanas menjelang pilkada serentak.

"Rasa persaudaraan antarkita tidak boleh dirusak oleh ulah sekelompok orang yang ingin memecah belah warga bangsa," kata Lukman saat menghadiri Perayaan Hari Raya Tahun Baru Imlek Nasional 2568 Kongzili/2017 M yang diselenggarakan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) di TMII, Jakarta.

Lukman mengajak semua pihak untuk dapat menahan diri, tetap saling menghargai perbedaan, merawat kebhinekaan, serta menjaga persatuan dan kesatuan. Setiap orang harus dapat mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongan.

"Mari, kita semua menjadi penyejuk bagi orang sekitar. Mari kita redam isu-isu yang dapat menimbulkan fitnah, provokasi dan kebencian," ujar dia seperti dikutip dari situs Kemenag, Senin (4/2/2017).

Menag menuturkan, persatuan Indonesia tidak boleh goyah karena provokasi dan hasutan. Karenanya, kewaspadaan terhadap hoax dan provokasi, terutama di medsos, harus ditingkatkan agar masyarakat tidak terseret dalam perpecahan yang berkepanjangan.

"Para pendahulu sadar betul, setiap perkataan harus dibuktikan dan dipertanggungjawabkan sehingga setiap kata yang terucap, selalu ditimbang lebih dulu, apakah bisa melaksanakannya. Bagi seorang pemimpin, kata adalah janji sekaligus bukti," kata Lukman.

Dia mengatakan, seorang Junzi adalah cermin orang beriman dan luhur budi, sangat mengutamakan kerja, bukan kata. Seorang Junzi tidak berani menunda tugas dan kewajibannya. Ia berkata jujur dan dapat dipercaya. Junzi mengingatkan pada semangat kerja keras yang dilandasi nilai kebajikan, peduli pada sesama umat manusia, serta berbakti kepada bangsa dan negara.

"Mari bekerja sama, gotong royong, saling membantu, saling menguatkan, tidak saling menafikan atau menjatuhkan. Spirit ajaran Konghucu mengingatkan: Bila ingin maju, maka bantulah orang lain maju. Dengan demikian, harapan Bangsa Indonesia yang kuat, makmur dan bersumberdaya, mampu menjadi kenyataan," Lukman menandaskan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya