Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02 persen di 2016. Angka ini lebih tinggi dari 2015 yang dikoreksi sebesar 4,88 persen.
Demikian pula realisasi pertumbuhan ini juga lebih tinggi dibandingkan 2014 yang sebesar 5,01 persen, meski masih lebih rendah dari 2013 yang di posisi 5,56 persen.
Adapun untuk kuartal IV-2016 pertumbuhan ekonomi mencapai 4,94 persen. Ini lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,02 persen. Juga lebih rendah dibanding laju ekonomi kuartal IV tahun 2015 yakni 5,04 persen.
"Memang pertumbuhan ekonomi menurun, tapi mulai naik grafiknya menandai perbaikan pertumbuhan ekonomi. Diharapkan pertumbuhan ekonomi ini menjadi lebih kuat," ujar Kepala BPS Suhariyanto di kantornya di Jakarta, Senin (6/2/2017).
Baca Juga
Advertisement
Sementara nilai Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp 2.385,6 triliun. Sedangkan PDB atas dasar harga berlaku (ADBH) mencapai Rp3.194,8 triliun.
Sementara harga komoditas di pasar global mulai naik berpengaruh ke ekspor. Demikian pula ekonomi beberapa mitra dagang indo pada umumnya membaik
Realisasi ini sejalan dengan prediksi. Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Damhuri Nasution dalam risetnya memprediksi ekonomi Indonesia bertumbuh sekitar 5 persen pada 2016 atau lebih tinggi dari realisasi 2015 yang sebesar 4,79 persen.
Kontribusi pendorong ekonomi Indonesia masih dari konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah yang meningkat di kuartal IV tahun lalu.
"Pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2016 negatif 1,67 persen (QoQ) dan 5,19 persen (Yoy) sehingga ekonomi di 2016 tumbuh 5,08 persen," kata dia.
Dia menjelaskan, motor pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini ditopang konsumsi rumah tangga yang tumbuh seiring dengan terjaganya laju inflasi sepanjang tahun lalu.
"Tren suku bunga yang turun dan indeks kepercayaan konsumen relatif tinggi sehingga mendorong konsumsi masyarakat," ujar dia.(Fik/Nrm)