Peneliti Legendaris dalam Dunia Medis Basil Hetzel Tutup Usia

Basil Hetzel sebelumnya berhasil menemukan hubungan kekurangan yodium dan kerusakan otak. Kedua hal ini mengubah dunia medis sepenuhnya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 06 Feb 2017, 18:00 WIB
Basil Hetzel menemukan efek kekiurangan yodium terhadap kerusakan otak. (Foto: The Advertiser)

Liputan6.com, Adelaide, Australia Selatan Dr Basil Hetzel, seorang peneliti legendaris kelahiran London, Inggris, wafat pada 4 Februari 2017 dalam usia 94 tahun di Australia Selatan.

Hetzel yang lahir pada 13 Juni 1922 memenangkan pengakuan global sebagai peneliti kesehatan masyarakat yang tak kenal lelah dan juru kampanye kesehatan.

Pada 1960, ia menegaskan adanya hubungan antara kekurangan yodium dan kerusakan otak pada anak-anak yang belum lahir serta perannya dalam kretinisme (penyakit hipotiroidisme bawaan) ditandai dengan kelainan fisik, seperti gondok.

Temuan ini mengarahkan kampanye internasional untuk mengonsumsi yodium yang ditambahkan pada makanan, termasuk garam, untuk mencegah kondisi kretinisme.

Melalui International Council for Control of Iodine Deficiency Disorders, Dr Hetzel berkampanye di negara-negara berkembang untuk meningkatkan penggunaan yodium, menurut dikutip dari ABC News, Senin (6/2/2017).

Upaya yang dilakukan membawanya meraih penghargaan tinggi, termasuk Companion of the Order of Australia dan penghargaan medis yang paling bergengsi di Thailand dari mendiang raja negara tersebut.


Temuannya diakui dunia

Temuan yodium untuk kesehatan dunia

Kini kekurangan yodium pun tidak lagi menjadi masalah serius di Australia karena penambahan garam ke roti dan makanan lainnya.

Dr Hetzel memulai karier di rumah sakit Royal Adelaide and Queen Elizabeth sebelum membuat penemuan di Papua Nugini. Kemudian ia menjabat sebagai Letnan Gubernur Australia Selatan dan Rektor University of South Australia.

Temuan Hetzel soal yodium diakui dunia. (Foto: ABC News)

"Basil adalah salah satu peneliti yang mengubah perbedaan besar. Tidak hanya kesehatan di masyarakat setempat, tapi juga di lingkup kesehatan secara global. Karyanya yang menghubungkan defisiensi yodium untuk kretinisme benar-benar mengubah cara kita berpikir soal makanan yang diperkaya yodium dalam penelitiannya, yang memengaruhi ribuan orang di dunia," ungkap Wakil Rektor University of South Australia David Lloyd.

Semangat dan pendekatan Dr Hetzel terus dilanjutkan di Queen Elizabeth Hospital, tempat lembaga riset yang menghormatinya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya