Data Ekonomi Positif, IHSG Ditutup Naik 35,22 Poin

Ada sebanyak 186 saham menguat sehingga membuat IHSG bertahan di zona hijau.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Feb 2017, 16:15 WIB
Ada sebanyak 186 saham menguat sehingga membuat IHSG bertahan di zona hijau.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu terus melaju di zona hijau pada perdagangan di awal pekan ini. Data ekonomi yang positif memberikan dorongan kepada IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (6/2/2017), IHSG naik 35,22 poin atau 0,66 persen ke level 5.394,99. Indeks saham LQ45 juga menguat 0,69 persen ke level 899,47. Sebagian besar indeks saham acuan menguat kecuali indeks saham DBX.

Ada sebanyak 186 saham menguat sehingga membuat IHSG bertahan di zona hijau. Sedangkan 134 saham melemah dan 106 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 363.112 kali dengan volume perdagangan 20,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,6 triliun. Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 504 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.312.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham pembentuk IHSG menanjak kecuali sektor saham pertambangan yang turun tipis 0,04 persen. Sektor saham keuangan menguat 1,02 persen dan catatkan penguatan terbesar. Sektor saham industri dasar membukukan penguatan kedua dengan naik 0,90 persen dan kemudian disusul sektor saham barang konsumsi yang naik 0,81 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham HADE naik 34 persen ke level Rp 70 per saham, saham TRAM mendaki 24,37 persen ke level Rp 296 per saham, dan saham PDES menguat 23,14 persen ke level Rp 298 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham FISH turun 23,75 persen ke level Rp 3.500 per saham, saham CANI merosot 13,57 persen ke level Rp 605 per saham dan saham HOME tergelincir 8,33 persen ke level Rp 220 per saham.

kepala Riset Universal Broker Satrio Utomo menjelaskan, pendorong IHSG pada hari ini adalah realisasi angka pertumbuhan ekonomi di 2016 yang tak berbeda jauh dengan perkiraan atau konsensus.

"Konsensus pasar di 5,03 persen sedangkan realisasi di 5,02 persen." jelas dia. Selain itu, sentimen regional juga membantu penguatan IHSG.

Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan hal yang sama. Penguatan IHSG didorong rilis pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2016 memang ada kenaikan ketimbang 2015. Namun, bila melihat secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV 2016 di bawah harapan pasar.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02 persen di 2016. Angka ini lebih tinggi dari 2015 yang dikoreksi sebesar 4,88 persen.

Demikian pula realisasi pertumbuhan ini juga lebih tinggi dibandingkan 2014 yang sebesar 5,01 persen, meski masih lebih rendah dari 2013 yang di posisi 5,56 persen.

Adapun untuk kuartal IV-2016 pertumbuhan ekonomi mencapai 4,94 persen. Ini lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,02 persen. Juga lebih rendah dibanding laju ekonomi kuartal IV tahun 2015 yakni 5,04 persen.

"Memang pertumbuhan ekonomi menurun, tapi mulai naik grafiknya menandai perbaikan pertumbuhan ekonomi. Diharapkan pertumbuhan ekonomi ini menjadi lebih kuat," ujar Kepala BPS Suhariyanto. (Gdn/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya