Liputan6.com, Jakarta - Knalpot adalah saluran pembuangan terakhir yang terdapat pada semua kendaraan. Dalam kondisi normal, gas hanya akan terbuang dari ujung knalpot. Namun dalam kondisi tertentu, gas bisa juga keluar dari bagian lain.
Ini menandakan knalpot yang bocor. Ciri lainnya, Terdengar suara di bawah dek yang lebih bising dari biasanya. Suara ini akan semakin parah seiring dengan meningkatnya putaran mesin. Tenaga mesin juga lama kelamaan berkurang alias "ngempos".
Baca Juga
Advertisement
Menurut Supri, pemilik bengkel spesialis knalpot AG Motor yang terletak di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, ada beberapa faktor penyebab knalpot bocor. Salah satu yang paling jelas adalah alamiah, dalam arti karena memang usia pakai.
"Knalpot itu lama kelamaan akan rusak juga, kecuali mobil-mobil Eropa jaman dulu. Mobil Eropa dulu lapisan knalpotnya bisa dua sampai tiga. Kalau sekarang banyak yang cuma satu lapis," ujarnya kepada Liputan6.com.
Kemudian, menurutnya kebocoran knalpot tidak berawal dari bagian luar, melainkan dari dalam akibat korosi. Proses kondensasi terjadi karena perbedaan temperatur.
"Ada endapan air di lambung knalpot. Kemudian Idle terlalu lama atau mobil didiamkan sehingga air tidak keluar. Lama-lama air itu menyebabkan korosi. Air sendiri bisa masuk saat dicuci atau waktu mobil menerabas hujan," ujar pria asal Kediri ini.
Korosi juga dapat disebabkan karena knalpot tertempel air berkandungan garam yang relatif tinggi. Supri menyarankan, agar hal ini tidak terjadi, maka knalpot harus dipastikan dalam kondisi bersih menggunakan air tawar.
"Tapi intinya lebih sering penyebabnya itu dari dalam knalpot sendiri. Dari luar bisa, misalnya kena batu, atau kena polisi tidur, tapi itu jarang," tutup Supri.