Liputan6.com, Bengkulu - Nama resminya itik Talang Benih. Namun, hewan endemis lokal Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, itu sering disebut peternak itik setempat dengan sebutan si bohay.
Dengan bentuk tubuh yang montok, itik Talang Benih mampu memproduksi telur berukuran besar serta daging yang empuk. Si bohay saat ini dibudidayakan secara besar-besaran di wilayah tersebut.
Selain bernilai jual tinggi untuk telur yang diasinkan, daging itik bohay juga jadi favorit bagi para penggemar kuliner berbahan daging itik.
Amin Sunarya, Ketua Kelompok Rukun Sejahtera, Desa Rimbo Recap, Kecamatan Curup Tengah, Kabupaten Rejang Lebong, mengatakan, 23 anggota peternak yang tergabung dalam kelompoknya saat ini mampu memproduksi 12.000 butir telur per bulan. Seribu di antaranya dieram menjadi anakan itik dengan sistem kotak pengeraman.
"Ada tiga wilayah yang memproduksi telur dan itik pedaging Talang Benih ini. Kami adalah salah satunya, nilai ekonominya sangat tinggi dan menjadi primadona perekonomian kami," ujar Amin di Bengkulu, Senin, 6 Februari 2017.
Budi daya itik oleh pemerintah kabupaten setempat sudah diincar sejak lama. Bupati Rejang Lebong, Ahmad Hijazi, pada tahun ini bahkan membeli 15.000 anakan itik Talang Benih dan 15.000 anakan ayam kampung untuk dibagikan kepada kelompok peternak di 15 kecamatan se-Kabupaten Rejang Lebong.
Baca Juga
Advertisement
Tujuannya, selain ikut mengembangkan potensi lokal, pihaknya berencana menjadikan kabupaten ini sebagai sentra produksi telur itik seperti yang ada di Kabupaten Brebes di Pulau Jawa.
"Kita beli anakan pakai APBD dan dibagikan gratis kepada seluruh kelompok di 15 kecamatan. Target kita ingin menciptakan daerah kami sebagai sentra produksi itik lokal," ujar Hijazi.
Untuk menggenjot percepatan program ini, Bank Indonesia (BI) membantu dengan membangun klaster khusus untuk pembibitan di Desa Rimbo Recap.
Dengan menggandeng para akademisi Jurusan Peternakan Universitas Negeri Bengkulu, BI membangun contoh kandang dan sistem perawatan supaya menghasilkan bibit anakan unggul. Selain itu, dengan menggunakan bantuan sistem kotak pengeraman, anakan dapat diproduksi dalam jumlah besar.
Kepala Perwakilan BI Bengkulu, Endang Kurnia Saputra, mengatakan, pihaknya sengaja mendampingi para peternak si bohay berdasarkan survei potensi sebelumnya. Selain mendorong ekonomi kerakyatan melalui UMKM, pihaknya juga mencbpa untuk merespons pemberdayaan ekonomi produksi bidang peternakan.
"Kewajiban kita memberikan stimulan dan pendampingan, kita juga membuka akses permodalan melalui pinjaman lunak kepada para peternak melalui perbankan yang ada di daerah ini," kata Endang Kurnia.