Populasi Kelas Menengah Jadi Pendorong Industri Makanan Minuman

Pertumbuhan industri makanan minuman lebih tinggi dari total pertumbuhan industri pada periode yang sama yaitu sebesar 4,71 persen.

oleh Septian Deny diperbarui 07 Feb 2017, 12:00 WIB
Industri makanan dan minuman

Liputan6.com, Jakarta Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan industri strategis dan mempunyai prospek cerah untuk dikembangkan. Hal ini ditunjukkan dengan laju pertumbuhan industri ‎mamin pada kuartal III 2016 yang sebesar 9,82 persen.

Menteri Perindustrian‎ (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan industri mamin ini lebih tinggi dari total pertumbuhan industri pada periode yang sama yaitu sebesar 4,71 persen.

Dia menjelaskan, pertumbuhan industri ini diantaranya karena meningkatnya pendapatan masyarakat dan tumbuhnya populasi kelas menengah.

"Disertai kecenderungan pola konsumsi masyarakat yang mengarah untuk mengkonsumsi produk-produk pangan olahan ready to eat," ujar dia ‎di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Selasa (7/6/2017).

Selain itu, lanjut Airlangga, industri makanan dan minuman juga mempunyai peranan penting dalam pembangunan sektor industri terutama berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) industri nonmigas.

"Peranan subsektr industri makanan dan minuman merupakan yang terbesar dibandingkan subsektor lainnya yaitu sebesar 33,6 persen," kata dia.

Menurut Airlangga, pada tahun lalu sumbangan nilai ekspor produk mamin mencapai US$ 19 miliar. Dalam negara perdagangan, subsektor ini surplus jika dibandingkan dengan impor produk mamin yang hanya sebesar US$ 9,64 miliar.

"Di samping itu dapat dilihat dari perkembangan realisasi investasi sektor industri makanan hingga kuartal III 2016 sebesar Rp 24 trili‎un untuk PMDN dan PMA sebesar US$ 1,6 miliar," tandas dia. (Dny/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya