Liputan6.com, Jakarta Usia yang tak lagi muda atau kondisi tak lagi punya kekuasaan entah karena turun jabatan atau pensiun atau sudah tidak lagi memegang tampuk kekuasaan kerap membuat emosi seseorang labil.
Keadaan ini mirip dengan perempuan yang menstruasi. Ahli Hipnoterapi Widya Saraswati CCH, menyebutkan, tak hanya perempuan yang bisa mengalami menopause atau tidak menstruasi lagi. Pria juga mengalami keadaan yang sama, yang disebut andropause.
Advertisement
Berhentinya produksi hormon progesteron (pada perempuan) atau hormon testosteron (pada laki-laki) pada orang tertentu memunculkan antara lain gejala ketidakstabilan emosional dan perilaku.
"Misalnya gampang tersinggung, uring-uringan, cepat marah, baper (terbawa perasaan), lebay, susah tidur, banyak makan, gembeng (cengeng),"ujar Widya yang juga seorang dosen di sebuah perguruan tinggi di Jakarta.
Keadaan tidak menyenangkan itu makin makin lengkap bila yang bersangkutan sekaligus mengalami sindroma anak tunggal. "Gejalanya antara lain selalu menuntut diperhatikan, dipenuhi semua keinginannya, ditimang, disanjung dan diipuk-ipuk ( disayang-sayang),"ujarnya. Bisa jadi kondisi saat andropause tambah parah dan pasti merepotkan banyak orang.