Unik, Tradisi Beri Makan Pohon dengan Nasi Bisa Suburkan Tanaman

Penduduk di Tiongkok percaya jika memberi makan pohon dengan nasi akan membantu menyuburkan pohon sehingga bisa menghasilkan banyak buah.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 08 Feb 2017, 09:00 WIB
Seorang warga tengah memberi makan pohon

Liputan6.com, Tiongkok - Kita semua mungkin sudah mengetahui tentang bagaimana proses pertumbuhan pohon. Hal tersebut telah dipelajari dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam sejak kita sekolah. Namun bagi para penduduk desa di Provinsi Hubei yang berada di Tiongkok, mereka memiliki tradisi unik tentang cara bagaimana membantu proses pertumbuhan pada pohon. Penasaran?

Dalam ilmu pengetahuan dipelajari bahwa pertumbuhan pada pohon membutuhkan proses panjang dan rumit. Dalam prosesnya, pohon dimulai ketika mereka masih berupa bibit atau biji, lalu dalam satu hingga dua bulan mulai tampak bagian batang yang tumbuh dan daun-daun kecil, lama kelamaan batang pohon menjadi kulit kayu dan daun-daun mulai tumbuh lebat.

Seperti halnya makhluk hidup yang lain, pohon juga membutuhkan asupan makanan, namun yang membedakan adalah kamu tidak dapat memberi makan pohon secara langsung seperti halnya memberi makan kepada manusia maupun hewan.

Dalam proses mendapatkan asupan makanan, pohon membutuhkan cahaya dari sinar matahari, karbon dioksida, dan nutrisi air yang berasal dari dalam tanah. Namun, sebuah desa yang berada di Tiongkok, memiliki tradisi unik dalam memberi makan pohon, mereka benar-benar memberi makan pohon selayaknya memberi makan kepada manusia maupun hewan.

Penduduk setempat dari Enshi Tujia dan Miao, sebuah desa yang terletak di Provinsi Hubei di Tiongkok, memiliki tradisi memberi makan pohon dengan nasi putih setiap tahun, terutama pada awal musim semi atau tahun baru Imlek. Tujuan dari tradisi memberi makan pohon dengan nasi putih ini untuk membantu menyuburkan pohon sehingga mampu menghasilkan buah yang banyak.

Beberapa orang mungkin akan beranggapan bahwa hal yang dilakukan oleh penduduk desa tersebut merupakan suatu hal yang bodoh, karena untuk membantu menyuburkan dan meningkatkan pertumbuhan pohon sehingga menghasilkan buah yang banyak seharusnya dapat menggunakan pupuk.

Beberapa orang merasa bahwa tradisi ini merupakan hal yang sadis, lantaran dalam proses pemberian makan kepada pohon, penduduk desa harus merobek bagian batang pohon, sehingga kulit pohon akan mengelupas, setelah itu nasi akan diletakan di batang pohon. Hal ini justru akan melukai tanaman.

Di lain sisi, para penduduk desa yang menjalankan tradisi ini berpendapat bahwa apa yang mereka lakukan bukan hanya seperti yang dilihat kebanyakan orang, yaitu sekadar memberi makan pohon, tapi mereka mengaku juga memberi makan kepada ‘roh pohon’.

Para penduduk percaya bahwa setiap pohon memiliki roh yang patut dihormati dengan cara memberi mereka makan dengan nasi putih. Satu hal yang pasti, tradisi ini begitu menarik dan banyak menjadi pembicaraan di berbagai penjuru dunia.

(soy/ul)

 

Penulis:

Soyid Prabowo

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya