Liputan6.com, Moskow - Rusia sebentar lagi akan menggelar pesta demokrasi. Rencananya pemilihan Presiden Negeri Beruang Merah dilaksanakan pada 2018 mendatang.
Meski masih satu tahun ke depan, upaya merebut kursi nomor satu di Rusia sudah dimulai sejak saat ini. Beberapa orang telah menyatakan niatnya untuk menjadi suksesor Vladimir Putin.
Salah satunya adalah Ketua Umum, Partai Demokratik Liberal Rusia (LDPR) Vladimir Zhirinovsky. Pria ini sudah enam kali mencalonkan diri jadi Presiden Rusia.
Dia mengatakan, pencalonan akan diresmikan saat LDPR melakukan kongres pada akhir tahun ini.
"Setelah Dewan Federal Federasi Rusia mengumumkan bahwa pilpres akan diadakan pada Maret 2018, kami memutuskan untuk berpartisipasi, dan kemungkinan besar saya yang menjadi capres dari LPDR," ucap Zhirinovsky seperti dikutip dari TASS, Rabu (8/2/2017).
Baca Juga
Advertisement
Terkait rekor buruk yang selalu kalah dalam pilpres sebelumnya, Zhirinovsky mengaku tak masalah. Bahkan ia mengaku bangga atas rekor ini.
"Ini adalah rekor di Eropa. Tidak ada seorang pun di Eropa yang pernah menjadi calon presiden lebih dari lima kali," jelas dia.
Zhirinovsky menambahkan, ia sebenarnya bisa saja menang dalam pemilu terlebih dulu. Namun, kondisi perpolitikan Rusia yang berbeda dengan negara lain jadi faktor penghambat kemenangannya.
"Kalau kondisi kita seperti di Amerika Serikat, saya mungkin sudah menang, seperti Donald Trump," kata Zhirinovsky.
Dalam pemilu Rusia terakhir pada 2012 lalu, Zhirinovsky harus menelan pil pahit. Ia hanya mendapat bsuara 6,2 persen.
Sementara Presiden [Rusia]( 2842781 "") saat ini Vladimir Putin menang telak. Ia merengkuh suara sebanyak 63,6 persen.
Sejak Rusia berdiri, mereka telah menggelar pemilu sebanyak enam kali. Tiga kali dimenangkan Putin, dua oleh Boris Yeltsin dan satu Dmitry Medvedev.