Liputan6.com, Jakarta - Frekuensi transaksi saham pada perdagangan 8 Februari 2017 menembus rekor. Frekuensi transaksi saham tersebut mencapai 472.056 kali.
Kepala Komunikasi Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono mengatakan, rekor terakhir ditembus pada 11 November 2016. Pada saat itu, frekuensi tercatat 433.674 kali.
"Pencapaian rekor ini menunjukkan bahwa BEI memiliki likuiditas yang terbaik di tahun ini dibandingkan dengan bursa-bursa lain di kawasan Asia Tenggara," kata dia di Jakarta, Kamis (9/2/2017).
Adanya capaian ini, BEI berharap akan menjadi bursa terbesar di Asia Tenggara pada 2020 mendatang.
Sementara, rata-rata frekuensi transaksi harian saham di BEI sepanjang 2017 mencapai 324.736 kali transaksi. Jumlah tersebut tercatat lebih tinggi 22,94 persen dibandingkan rata-rata frekuensi transaksi perdagangan harian saham di 2016 sebesar 264.127 kali transaksi.
Baca Juga
Advertisement
Lebih lanjut, pada perdagangan saham kemarin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,38 persen atau 20,38 poin ke level 5.361,08.
"Walaupun mengalami perubahan, namun jumlah tersebut masih lebih tinggi 1,22 persen dibandingkan posisi IHSG di penutupan perdagangan akhir tahun lalu sebesar 5.296,71," kata dia.
Lalu, kapitalisasi pasar BEI mencapai Rp 5.822,65 triliun atau meningkat 1,20 persen dibandingkan posisi di akhir 2016 sebesar Rp 5.753,61 triliun.
"Dengan semakin prospektif serta semakin likuidnya perdagangan pasar modal Indonesia, diharapkan nilai kapitalisasi pasar BEI dapat terus meningkat dan mencetak rekor baru lainnya," tutur dia.