Liputan6.com, Jakarta Operasi pemisahan kembar siam jenis Craniopagus, yakni kondisi tulang tengkorak bersatu dengan tubuh terpisah baru saja dilakukan di RSAB Harapan Kita telah dilakukan. Bayi Rafky-Rifky (3 bulan) asal Bekasi menjalani operasi pemisahan dua tahap pada 2 dan 4 Februari.
Operasi pemisahan dilakukan dua kali karena alasan keamanan pasien. Posisi kembar siam ini dempet kepala dan letaknya pada kepala bagian atas. Bila dilakukan dalam satu tahap, akan memakan waktu sangat lama.
Advertisement
Terlebih lagi, riskan dilakukan mengingat tindakan operasi harus membuka sisi belakang dan sisi depan kepala pasien.
"Kami membagi dua (tahap) operasi. Karena kalau ditotal itu kan 28 jam, menurut saya tidak logis," kata Koordinator Tim Bedah Saraf Operasi Rafky-Rifky, dr. Syamsul Ashari, SpBS saat konfrensi pers di Jakarta, Kamis (9/2/2017).
Operasi tahap pertama berlangsung 2 Februari 2017 melibatkan 17 dokter spesialis. Mulai dari bedah saraf, anestesi, bedah plastik, dibantu 15 perawat. Pada tahap ini dilakukan untuk membuka sisi belakang untuk dipisahkan. Proses pembedahan berjalan sekitar 10 jam.
"Sesudah operasi pertama, sempat ada sedikit kendala pada pasien sehingga operasi kedua delay. Harusnya mulai jam 07.00, terus kita start jam 11.00," kata salah satu dari tim anestesi, dokter Agung.
Tahap operasi kedua berjalan pada 4 Februari 2017 selama 18 jam. Tindakan pada tahap ini membutuhkan waktu lebih lama karena tim dokter harus memisahkan tulang bagian depang dan memisahkan kedua kepala bayi. Serta merekonstruksi kulit kepala bayi kembar siam Rafky-Rifky.
Setelah selesai dioperasi, kembar siam Rafky-Rifky dibawa ke Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Kini, keduanya sudah sadar. "Sampai saat ini stabil secara umum. Pasien sudah bangun," kata dokter Moko.