Liputan6.com, Berlin - Seorang pilot Amerika Serikat, Francis Gary Powers, yang pesawatnya ditembak jatuh ketika mengudara di langit Uni Soviet pada 1960 akhirnya dibebaskan.
Bukan tanpa syarat, pembebasan pilot yang menerbangkan pesawat CIA itu ditukar dengan pembebasan mata-mata Rusia oleh Amerika Serikat. Kejadian itu menyimpulkan satu episode paling dramatis dari Perang Dingin.
Advertisement
Powers merupakan pilot pesawat mata-mata U-2 yang dikembangkan AS pada akhir 1950-an. Burung besi yang dirancang kebal terhadap senjata anti-pesawat, telah sering mengudara di langit Uni Soviet untuk memotret bangunan militer.
Pada 1 Mei 1960, pesawat U-2 yang dikemudikan Powers ditembak jatuh oleh rudal Soviet. Meskipun Powers seharusnya menggunakan sistem self-destruct pesawat (dan bunuh diri dengan menenggak racun yang disediakan CIA), ia akhirnya ditangkap.
Amerika Serikat pada awalnya membantah terlibat dalam penerbangan tersebut. Namun pada akhirnya mereka harus mengakui bahwa Powers bekerja untuk pemerintah AS ketika Soviet memiliki bukti tak terbantahkan.
Sebagai bentuk pembalasan, pemimpin Soviet Nikita Khrushchev membatalkan konferensi tingkat tinggi dengan Presiden AS Dwight D. Eisenhower.
Powers pun diadili, dinyatakan bersalah karena melakukan pengintaian, dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Namun pada Februari 1962, Uni Soviet mengumumkan pembebasan Powers.
Dilansir History, Pemerintah AS pun mengumumkan pembebasan Powers ditukar dengan pembebasan seorang mata-mata Rusia, Rudolf Abel, yang melakukan pengintaian di Amerika.
Dalam pertukaran tawanan itu, pada 10 Februari 1962 Abel dan Powers dibawa Jembatan Gilenicker yang menghubungkan Berlin Timur dan Barat. Setelah pertukaran berhasil dilakukan, Powers diterbangkan kembali ke Amerika Serikat.
Melalui sebuah pengumuman, Uni Soviet menyatakan bahwa pembebasan Powers sebagian dimotivasi oleh keinginan untuk memperbaiki hubungan antara kedua negara.
Pejabat AS berhati-hati dalam mengevaluasi tawaran Uni Soviet. Namun Negeri Paman Sam itu memperhatikan bahwa aksi tersebut dapat membantu ketegangan Perang Dingin.
Pertukaran itu merupakan bagian dari hubungan diplomatik yang sedang berlangsung antara Khrushchev dan Presiden John F. Kennedy.
Kedua pemimpin tersebut terlihat bersungguh-sungguh ingin memiliki hubungan yang lebih baik. Banyak pihak mengatakan bahwa pembebasan tawanan pada Februari 1962 dinilai sebagai upaya mereka untuk memperbaiki hubungan.
Hanya beberapa bulan kemudian, Krisis Rudal Kuba yang terjadi sebagai akibat dari Perang Dingin yang terjadi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, menghapus jejak yang telah dilakukan kedua negara untuk menjalin hubungan baik. Bahkan, kedua negara itu jatuh ke jurang konflik nuklir.
Selain pertukaran pembebasan mata-mata AS dan Uni Soviet, pada tanggal yang sama di tahun 1863, sebuah alat pemadam kebakaran portable Amerika Serikat dipatenkan. Adalah Alanson Crane, pria di balik hak punya tersebut.
Pada 10 Februari 2009, satelit komersial milik Amerika Serikat Iridium bertabrakan pesawat milik Rusia, Kosmos 2251 -- yang tak lagi berfungsi -- di ketinggian 800 kilometer di atas langit Siberia.