Perawat Teledor, RS di China Tularkan HIV ke 5 Pasien

Pemerintah provinsi di China menggambarkan penularan secara sengaja HIV/AIDS itu sebagai pelanggaran berat.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Feb 2017, 12:40 WIB
Ilustrasi Human Immunodeficiency Virus (HIV) (iStock)

Liputan6.com, Hangzhou - Sebuah rumah sakit di China mengakui secara tak sengaja telah menginfeksi lima orang dengan HIV/AIDS. Penularan itu terjadi karena salah satu staf menggunakan kembali peralatan medis yang seharusnya dibuang.

"Staf menggunakan kembali tabung yang digunakan untuk mengobati individu terinfeksi HIV pada pasien lain," kata pihak berwenang seperti dikutip dari BBC, Jumat (10/2/2017).

Pemerintah Provinsi Zhejiang menggambarkan kelalaian itu sebagai pelanggaran berat terhadap prosedur penanganan pasien.

"Akibat kelalaian tersebut, lima orang dipecat dari Zhejiang Provincial Hospital of Chinese Medicine di Hangzhou," tegas pemerintah setempat.

Pejabat kesehatan Provinsi Zhejiang mengatakan, mereka diberitahu tentang situasi penularan HIV/AIDS itu pada 26 Januari. Namun dalam pernyataan tertulis dalam bahasa China itu, mereka tak memberikan informasi tentang berapa banyak pasien lain yang mungkin terpapar, sedang dalam perawatan apa dan bagaimana infeksi itu terjadi.

"Mereka yang terinfeksi virus itu akan menerima perawatan dan kompensasi," demikian disampaikan melalui pernyataan singkat itu.

Dua dekade lalu, standar keamanan yang rendah dan regulasi yang kurang menjadi penyebab utama penyebaran HIV/AIDS di China. Kasus penularan terbaru ini memicu shock dan kritik dari pengguna media sosial.

"Sebuah rumah sakit tingkat provinsi tidak mengikuti aturan, lalu siapa yang bisa kita percaya sebagai warga negara pada umumnya?!", tulis netizen di situs mikroblogging China, Weibo.

"Kasus ini terpublikasikan, bagaimana yang kita tidak ketahui? Pasti ada banyak lagi!" komentar lainnya.

Penjualan Darah Terkontaminasi HIV/AIDS

Kasus HIV / AIDS meningkat tajam di China setelah skandal besar di Provinsi Henan pada 1990-an. Saat itu para petani menjual darah mereka yang sudah tertular HIV. 

Darah yang terkontaminasi itu kemudian diterima donor. Begitu penyebarannya.

Selama bertahun-tahun para pejabat mencoba untuk menutupi kasus tersebut, dan masih belum jelas berapa banyak yang terinfeksi hingga kini. Pemerintah China mengatakan pada 2001 antara 30.000 hingga 50.000 orang tertular HIV melalui skandal penjualan darah itu.

Kendati demikian, para pejabat lainnya memperkirakan jumlah mereka yang terinfeksi jauh lebih tinggi.

Skandal tersebut menjadi salah satu sorotan tentang penyebaran HIV/AIDS. Sejak saat itu, aturan terkait donor darah dan transfusi pun membaik, meski masih ada praktik ilegal yang prosesnya jauh dari standar kesehatan.

Pada 2006, sekitar 19 orang menggugat sebuah rumah sakit di Heilongjiang akibat tertular HIV pasca-transfusi darah.

Dalam laporan terbaru, China menyatakan 501.000 kasus HIV/AIDS tercatat pada akhir 2014.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya