Liputan6.com, Minahasa Utara - Objek wisata Waruga atau kuburan kuno leluhur Minahasa di Desa Sawangan ini menyimpan mitos tentang dua ular hitam penjaga kuburan. Objek wisata ini terletak di Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
Penampakan dua ular hitam itu diakui masyarakat setempat. Masyarakat percaya, dua hewan melata itu sebagai penjaga makam kuno leluhur orang Minahasa.
"Itu pertanda bagi masyarakat jika lokasi ini memang dijaga dan diawasi para leluhur," ujar penjaga Waruga Sawangan, Anton Jatuna.
Jatuna menambahkan, tidak semua orang dan setiap saat bisa melihat dua ular hitam itu. Sekalinya muncul atau ada yang melihat, kemunculannya diyakini warga sebagai sebuah pertanda kemunculan bencana alam.
"Waspada bencana alam atau juga perubahan musim dan petunjuk lainnya," ujar Jatuna.
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, menurut dia, Waruga yang ditangani oleh Balai Pelestarian Budaya Sulut ini memiliki 144 kuburan kuno peninggalan leluhur warga suku asli Tonsea, Minahasa. Seluruh makam itu dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Masyarakat secara adat Tonsea sering menggelar upacara adat di lokasi tersebut.
"Di lokasi ini memiliki 144 kuburan tua yang sangat disakralkan oleh warga Tonsea. Bahkan sering ada upacara adat di sini," ujar dia.
Dengan keunikan sejarah dan cerita, lokasi itu menjadi salah satu destinasti wisata di Kabupaten Minut. Namun, kompleks Waruga ituternyata masih kurang diminati wisatawan, khususnya wisatawan asing.
Setiap bulannya, hanya sekitar 50 wisatawan asing saja berkunjung ke kuburan tua itu. Tentunya, hal ini sangat memperihatinkan, mengingat Pemprov Sulut sangat gencar menarik wisatawan mancanegara (wisman) ke Sulut lewat penerbangan langsung.
"Tiap bulan paling cuma 50 wisman yang datang. Kalaupun ramai, itu nanti libur panjang dan banyak didominasi oleh wisatawan domestik," tutur Jatuna.
Pemkab Minut memiliki visi pengembangan pariwisata di daerah ini. Tapi, baik Pemkab Minut maupun Pemprov Sulut dinilai tidak berkontribusi maksimal untuk meningkatkan kunjungan wisman ke objek wisata kebudayaan tersebut.
Pemprov Sulut lebih banyak mempromosikan wisata bahari di Sulut, ketimbang wisata kebudayaan. Selain itu, belum ada inovasi program untuk menambah daya tarik ke objek wisata itu juga menjadi faktor lain kurangnya minat wisman berkunjung ke kompleks kuburan kuno itu.
Terpisah, Wakil Bupati Minut, Joppy Lengkong mengaku, pihaknya terus menggenjot potensi wisata di daerahnya, tak terkecuali wisata Waruga. Hal itu guna meningkatkan kunjungan wistawan, khususnya wisatawan asing ke Kabupaten Minut.
"(Kita terus genjot potensi wisata) Termasuk di kawasan Waruga, meski memang belum maksimal," ujar Joppy.