Menteri PPN: RI Harus Dapat Tarik Banyak Investasi dari Tiongkok

Menteri PPN Bambang Brodjonegoro menuturkan, dari jumlah turis Tiongkok ke mancanegara capai 100 juta orang, hanya 1 persen ke Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Feb 2017, 14:27 WIB
Menteri PPN Bambang Brodjonegoro

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia masih harus meningkatkan promosi pariwisatanya ke Tiongkok untuk mencapai target 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019.

"Setiap tahun jumlah turis Tiongkok ke mancanegara rata-rata 100 juta orang. Namun, hanya sekitar 1 persen yang ke Indonesia. Padahal, promosi sudah kerap dilakukan," ujar dia dalam pengarahannya kepada seluruh kepala perwakilan RI di Tiongkok, seperti dikutip dari laman Antara, Jumat (10/2/2017).

Ia menuturkan, saat ini Tiongkok tengah mengalami over investment di dalam negeri yang dapat dijadikan peluang oleh Indonesia.

"Indonesia harus dapat menarik banyak investasi dari Tiongkok. Misalnya, untuk infrastruktur, pengembangan manufaktur, dan menarik turis dari negeri panda itu," kata Bambang.

Ia mengemukakan, turis mancanegara yang paling banyak ke Indonesia berasal dari Malaysia dan Singapura. Kemudian disusul Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, India dan Australia.

"Jika kita petakan, untuk negara ASEAN seperti Malaysia dan Singapura, kita relatif tidak perlu lagi promosi karena mereka sudah lebih mengenal Indonesia, jarak pun dekat," kata dia.

Sebelumnya, dalam rapat terbatas mengenai "branding Indonesia", khusus pariwisata, kata Bambang, diketahui selain dari sisi jumlah, minat turis Tiongkok berwisata di Indonesia masih rendah. Banyak faktor yang memengaruhi hal itu, di antaranya adalah kurangnya promosi.

Selain itu, tingkat pengeluaran turis Tiongkok di Indonesia juga tergolong kecil, dibandingkan ketika mereka melancong ke Eropa seperti Paris.

"Ini tantangan bagi perwakilan RI di Tiongkok untuk berupaya lebih meningkatkan turis Tiongkok ke Indonesia," kata dia.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Soegeng Rajardjo mengatakan promosi Indonesia dapat dilakukan secara simultan, yakni di dalam negeri dan luar negeri, antara lain, melalui perwakilan RI seperti Kedutaan Besar RI dan Konsulat Jenderal RI.

"Perilaku kita di dalam negeri, juga salah satu bentuk sederhana dari promosi kepada turis yang tengah berlibur di Indonesia. Buatlah Indonesia aman dan nyaman bagi turis yang datang," kata Soegeng.

Soegeng menambahkan, branding nation untuk pariwisata Indonesia, tidak perlu muluk-muluk, tetapi mudah diingat dan dipegang teguh oleh semua pemangku kepentingan di dalam negeri sehingga menarik minat investor dan turis datang ke Indonesia.

Rapat Koordinasi Perwakilan RI di Tiongkok berlangsung dua hari dihadiri Konsulat Jenderal RI di Shanghai, Guangzhou, Hong Kong, perwakilan Bank Indonesia di Tokyo, seluruh perwakilan bank BUMN dan maskapai Garuda Indonesia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya