Liputan6.com, Surigao - Setidaknya empat orang tewas dan 100 lainnya cedera setelah gempa besar mengguncang Filipina Selatan, Jumat, 10 Februari 2017 malam waktu setempat.
Gempa dengan kekuatan 6,7 Skala Richter mengguncang dekat Kota Surigao di Pulau Mindanao. Lindu juga merusak sejumlah bangunan dan memutuskan aliran listrik ke sejumlah area.
Advertisement
Saat merasakan bumi berguncang, warga cepat-cepat berlari ke area terbuka. Mereka tak berani kembali ke rumah dan menghabiskan malam di taman, di bawah naungan langit.
Badan Survei Geologi AS atau US Geological Survey (USGS) menyebutkan gempa terjadi pada kedalaman 10 kilometer. Pusatnya berada 13 kilometer timur Surigao.
Meski tergolong besar, gempa tak memicu tsunami, demikian menurut US Pacific Tsunami Warning Center.
Seperti dikutip dari BBC, Sabtu (11/2/2017), pejabat pusat penanganan setempat, Gilbert Gonzales, mengatakan para korban tewas akibat tertimpa puing dan tembok yang roboh.
Sebuah jembatan roboh, satu hotel nyaris rata dengan tanah, sementara pasokan listrik dan air di sejumlah area terputus. Bandara Surigao juga terpaksa ditutup sementara akibat adanya retakan di landasan.
Sekitar 90 gempa susulan dengan kekuatan lebih kecil tercatat. Namun, lindu-lindu itu tak sampai menyebabkan kerusakan signifikan.
Filipina rentan gempa dan gunung meletus karena letaknya di Cincin Api Pasifik atau Pasific Ring of Fire.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 6,3 SR mengguncang Pulau Mindanao di selatan Filipina pada hari Sabtu, 24 September 2016.
Gempa tersebut menyebabkan para tamu hotel dan para buruh bangunan melarikan diri dari gedung-gedung di Davao, kampung halaman Presiden Filipina Duterte.