Liputan6.com, Jakarta Pada kampanye terakhir Pilkada DKI 2017, tim pemenangan pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur DKI Anies Baswedan dan Sandiaga Uno (Anies - Sandi), kembali melaporkan dana kampanye periode Oktober 2016 hingga Februari 2017.
Menurut Anies, transparansi dana kampanye ini menjadi contoh komitmen dirinya bersama pasangannya, Sandiaga Uno, jika nanti terpilih memimpin Jakarta.
Advertisement
"Terpenting yaitu pembuktian seperti ini dan bukan pada kasus-kasus. Tujuannya bukan transparan di kampanye, tetapi nanti APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Pemda jadi transparan," ucap Anies di Posko Melawai Anies-Sandiaga, Jakarta Selatan, Sabtu (11/2/2017).
Pelaporan dana kampanye tersebut disampaikan Bendahara Umum Tim Pemenangan Anies-Sandi, Satrio Dimas Adityo. Dia menyebut Sandi sebagai penyumbang dana paling besar.
"Total penerimaan hingga Februari 2017 sebesar Rp 65,3 miliar, dengan rincian sumbangan paslon sebanyak Rp 63,3 miliar, gabungan partai politik Rp 1,1 miliar. Serta sumbangan pihak lain dan badan hukum swasta Rp 900 juta," ujar Satrio.
Selain itu, kata Satrio, total pengeluaran dana kampanye Anies-Sandi sebesar Rp 64,7 miliar. Pengeluaran paling besar untuk penyebaran bahan kampanye sebesar 30 persen dari jumlah dana, yakni Rp 19,221 miliar.
"Rinciannya seperti untuk breakdown, pertemuan tatap muka, pembuatan iklan media, alat peraga kampanye, pertemuan terbatas. Dan kami siap untuk diaudit mengenai dana kampanye ini," kata dia.
Dengan begitu, Satrio menambahkan, selama 16 minggu berkampanye rata-rata pasangan Anies - Sandi dapat menghabiskan dana rata-rata Rp 4 miliar setiap minggunya. "Ini komitmen kami bersama dengan partai pengusung, dengan melihat demokrasi kita yang sangat mahal, tetapi impact-nya bagus," Dimas menyudahi.