Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan otomotif Ford menginvestasikan US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13 triliun ke sebuah startup kecerdasan buatan yang dipimpin oleh mantan eksekutif Google dan Uber. Hal ini merupakan salah satu upaya Ford untuk memajukan mobil otonomosnya.
Startup bernama Argo AI tersebut didirikan oleh Bryan Salesky, mantan direktur hardware untuk program mobil otonomos Google, dan Peter Rander, kepala insinyur pusat mobil otonomos Uber.
Rencananya, sebagaimana dikutip dari Business Insider, Minggu (12/2/2017), investasi Rp 13 triliun ini akan tersebar dalam lima tahun karena Ford terlihat punya gagasan untuk mengomersialkan teknologi otonomosnya pada 2021 mendatang.
Baca Juga
Advertisement
Dalam pernyataanya, Ford menyebutkan Argo AI akan memanfaatkan pakar robotika dan insinyur baik dari dalam maupun luar Ford untuk mengembangkan sebuah sistem pengemudi virtual bagi mobil otonomos pada 2021. Sistem pengemudi virtual ini akan menggunakan machine learning, sebuah cabang dari kecerdasan buatan yang diperkaya dan disempurnakan dengan pengalaman, untuk bertindak sebagai otak dari mobil otonomos Ford.
Di satu sisi, kehadiran mobil mobil otonomos dianggap sebagai sebuah hal positif, tetapi di sisi lain hal ini juga berdampak negatif.
Futurolog senior Thomas Frey, misalnya, memprediksi mobil otonomos akan 'membunuh' setidaknya 128 pekerjaan berbeda di masa depan.
Ia mengambil contoh sebuah bandara. Sebagian besar pendapatan bandara berasal dari parkir. Di era mobil otonomos, orang akan menerapkan pendekatan berbeda dalam bepergian. Alih-alih mengemudi sendiri ke bandara, kebanyakan orang akan memesan taksi otonomos. Bahkan, mungkin saat ini hal itu sudah terjadi di sebagian tempat di dunia.
"Tiba-tiba, tidak ada lagi pendapatan parkir. Tidak ada shuttle bus. Tidak ada limosin. Tidak ada layanan taksi. (Bisnis) sewa mobil tiba-tiba mulai menghilang. Ini hanya contoh kecil," ujar Frey
(Why)