Menteri Puan: Dialog Kebangsaan Solusi Kerukunan Umat Beragama

Puan menyatakan pemerintah dan masyarakat hendaknya bersama-sama bergotong royong mengisi ruang-ruang bermasyarakat.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 12 Feb 2017, 21:34 WIB
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani

Liputan6.com, Jakarta - Dialog Kebangsaan dinilai memiliki arti penting dan strategis. Hal ini mengingat belakangan ini bangsa Indonesia tengah mengalami ujian yang dapat mengganggu rasa, semangat dan jiwa persaudaraan kebangsaan Indonesia.

“Kegiatan dialog kebangsaan dapat dijadikan sebagai momentum sekaligus forum yang bermanfaat untuk berdialog, bertukar pikiran, dan mencari solusi bagi upaya membangun kehidupan dan kerukunan umat beragama yang lebih baik," ujar Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani di Manado, Sulawesi Utara, Minggu (12/2/2017).

Puan menyampaikan hal tersebut dalam forum Dialog Kebangsaan yang digagas Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama Sulawesi Utara. Hadir dalam acara itu antara lain Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw, Ketua PBNU yang diwakili Sekjen PBNU KH Masduki Baidlowi, Ketua PWNU Sulut Sya’ban Mauludin, Ketua MUI Sulut, Anggota DPR RI asal Sulut Vanda Sarundajang serta para Anggota DPRD Sulut.

Dia menuturkan, Indonesia dengan kondisi keberagaman dan sebagai bangsa yang besar, sejak awal para pendiri bangsa Indonesia telah sepakat menetapkan Indonesia sebagai negara ketuhanan sebagaimana terdapat dalam sila pertama Pancasila.

“Di era globalisasi sekarang ini, pemerintah dan masyarakat hendaknya bersama-sama bergotong royong mengisi ruang-ruang bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan pemahaman keagamaan yang tidak sempit, atau menggunakan istilah Bung Karno, tanpa egoisme agama,” imbau Menko PMK.

“Saya juga mengajak jajaran pengurus NU dan PWNU di semua daerah dapat bersinergi dengan Kelompok Kerja Revolusi Mental dalam mengupayakan pembentukan karakter bangsa yang merupakan kerja tanpa henti selama Republik ini ada,” kata Puan.

Dia mengutip pidato Bung Karno saat menjelaskan sila Ketuhanan dalam Pidato 1 Juni di depan sidang BPUPKI. Intinya menegaskan bukan bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan.

"Karena itu, agama dalam pembangunan manusia dan kebudayaan, merupakan pembangunan agama yang diarahkan dapat memberikan kekuatan pendorong kemajuan, memberikan landasan masyarakat yang berakhlak, bermoral, dan beretika yang mampu mewujudkan kehidupan masyarakat yang penuh toleransi,” jelas dia.

“Siapapun dan apapun agamanya, kalau untuk kepentingan bangsa dan negara, kita harus bersatu,” imbau Puan Maharani.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya