Liputan6.com, Jakarta Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi 5 broker yang terindikasi membentuk harga tak wajar jelang penutupan perdagangan saham (preclosing). Kelima broker tersebut sebagian besar asing.
Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Alpino Kianjaya menerangkan, dalam beberapa bulan terakhir Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun signifikan jelang penutupan perdagangan saham. Penyebabnya, ada pihak-pihak yang melepas saham dalam bobot besar terutama pada saham berkapitalisasi besar.
Alpino enggan menyebut nama broker-broker tersebut. Dia menegaskan, ada 5 broker yang diduga 'bermain' saat preclosing.
Baca Juga
Advertisement
"(Di atas 10?) Nggak, di bawah 5 anggota bursa (AB), 5 AB sebagian besar asing," kata dia di Gedung BEI Jakarta, Senin (13/2/2017).
Dia mengatakan telah memanggil para broker tersebut. BEI juga tengah melakukan pengawasan yang ketat pada broker-broker tersebut.
"Kita akan awasi ketat nama-nama yang muncul sudah di dalam pengawasan kami. Kami akan proses," kata dia.
Menutur Alpino, jatuhnya IHSG jelang penutupan dianggap sangat mengganggu. Untuk mengantisipasi hal tersebut BEI tengah mengkaji dua sistem supaya pembentukan harga tidak wajar bisa diatasi.
Pertama, akan mengumumkan pembentukan harga jelang penutupan perdagangan saham. Sehingga, pasar akan menjadi lebih tranparan.
Kedua, BEI mengkaji penutupan secara random atau acak. Hal ini sebagaimana dilakukan di Thailand.
"Kedua adalah preclosing 10 menit itu random tidak tahu stopnya di mana. 15-50-16.00 WIB, bisa jadi 15.51 ada titik harga randomnya stop, 15.55 stop atau 15.58," tukas dia.(Amd/Nrm)