Bawaslu DKI Selidiki Kabar Dugaan Politik Uang Jelang Pencoblosan

Bawaslu menegaskan bahwa mengiming-imingi warga agar memilih paslon tertentu termasuk pelanggaran politik uang.

oleh Nila Chrisna YulikaAndrie HariantoRezki Apriliya Iskandar diperbarui 13 Feb 2017, 13:11 WIB
Kartu Prioritas Agus-Sylvy (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta tengah mengecek temuan kartu prioritas dan kupon sembako yang mengatasnamakan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Bawaslu mengimbau masyarakat yang menerima kartu atau kupon tersebut melaporkan ke Bawaslu DKI Jakarta.

"Kami sekarang sedang cek kebenaran peristiwanya di mana, kapan. Karena kami hanya menerima gambar saja, tidak tahu peristiwa pembagian itu dilakukan dimana, sudah diteruskan ke jajaran untuk menelusuri," kata Komisioner Mimah Susanti saat dihubungi Liputan6.com, Senin (13/2/2017).

Kartu prioritas dikeluarkan mengatasnamakan paslon nomor urut 1, Agus-Sylvi. Dalam kartu tersebut tertulis bahwa mereka yang memilih pasangan tersebut akan menjadi prioritas penerima program dana bergulir sebesar Rp 50 juta tanpa bunga.

Adapun kupon minyak gratis dikeluarkan mengatasnamakan pasangan calon nomor urut 3. Kartu ini berupa formulir yang berisi beberapa pertanyaan jumlah keluarga yang siap memilih paslon Anies-Sandi.

Menurut Mimah, bila hasil verifikasi menyatakan temuan tersebut benar, hal itu masuk ke dalam unsur politik uang.

"Itu punya potensi pelanggaran politik uang, karena menjanjikan, mengiming-imingi, mempengaruhi para pemilih untuk memilih paslon tertentu," Mimah membeberkan.

Sementara itu, Bawaslu saat ini telah menemukan adanya dugaan politik uang dengan modus membagikan sembako.

"2-3 hari lalu di wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, dan saat ini sudah ditangani sentra Gakumdu," kata Mimah.

Juru Bicara tim pemenangan Agus-Slvi, Rico Rustombi, membantah pihaknya membagikan kartu priorotas tersebut.

"Enggak ada, itu fitnah luar biasa. Minggu ini kan untuk masa tenang. Kami tidak ada bagi-bagi kartu," kata Rico.

Sementara, Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, Mardani Ali Sera, mengaku dirugikan dengan beredarnya kupon pembagian minyak gratis yang mengatasnamakan paslon nomor urut 3.

"Jelas kami dirugikan, ini black campaign atas perbuatan yang tidak kami lakukan dan seolah kami melakukan itu," kata Mardani saat dihubungi Liputan6.com.

Menurut dia, pihaknya menitikberatkan pada konstestasi bersih dalam Pilkada DKI Jakarta. "Ini (bagi sembako) jauh dengan karakter kampanye kami, justru kami memerangi money politics," tegas Mardani.

Mardani mengaku sudah menelusuri temuan tersebut dan didapati di beberapa wilayah di Jakarta.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Bawaslu soal temuan tersebut, biar nanti Bawaslu menindaklanjutinya," kata Mardani.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya