Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat (AS) menyatakan minatnya untuk berinvestasi di dalam kawasan ekonomi khusus (KEK) Indonesia. Namun para pengusaha asal Negeri Paman Sam tersebut masih akan mempertimbangkan lokasi KEK dan investasi yang akan ditanamkannya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan hal itu usai bertemu dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph Donovan di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
"AS tertarik pada pengembangan kawasan. Sehingga mungkin perlu diskusi dengan American Chamber mengenai pengembangan KEK, sehingga mereka bisa melihat apa yang bisa diinvestasikan di Indonesia," ujar dia di Kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (13/2/2017).
Airlangga menyatakan, ada sejumlah sektor yang memiliki potensi besar bagi AS untuk untuk menanamkan investasinya di Indonesia antara lain di sektor minyak dan gas (migas), mineral, pembangkit listrik dan lain-lain. Selama ini banyak perusahaan AS yang berinvestasi di sektor tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"AS minatnya, yang investasi besar di oil and gas, dan mineral. Kemudian di lokomotif GE, kemudian power plant. Itu juga besar. Keempat yang kerja sama shoes, di Nike karena Indonesia kan salah satu produsen yang besar. Itu sebagai model. Kemudian tentu telekomunikasi mereka berkepentingan di sana," jelas dia.
Sementara dari sisi Indonesia, pemerintah akan mendorong sejumlah kawasan ekonomi khusus untuk ditawarkan kepada para investor AS. Namun hal ini masih tahap awal dan perlu pembicaraan lebih lanjut dengan para investor tersebut.
"Yang potensial ada beberapa, seperti untuk mineral ada di Sulawesi, kepala sawit ada di Dumai, di Kalimantan. Tergantung sektornya. Belum (ada investasi), mereka mau tanya mekanismenya karena dengan KEK akan lebih memudahkan," ujar dia.