Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menargetkan pertumbuhan kredit di 2017 cukup tinggi pada tahun ini. Target tersebut akan didukung Program Sejuta Rumah. Sedangkan untukpenghimpunan dana, perseroan juga menargetkan angkat yang tak berbeda jauh dari penyaluran kredit.
Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, BTN menargetkan pertumbuhan kredit bisa di atas 20 persen yang ditopang dari komitmen Bank BTN mendukung Program Sejuta Rumah yang diinisiasi Presiden Joko Widodo. "Pada tahun ini, BTN menargetkan penyaluran pinjaman b isa naik 21 persen sampai 23 persen," kata Maryono di kantornya, Senin (13/2/2017).
Kemudian, ditambahkan Maryono, untuk pengumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK) dibidik tumbuh hingga 24 persen pada tahun Ayam Api ini. Sejalan dengan target tersebut, BBTN membidik laba bersih tumbuh di atas sekitar 20 persen.
Untuk memperkuat struktur pendanaan, Bank BTN pun akan meningkatkan porsi dana murah, mencari pinjaman luar negeri, dan menerbitkan surat utang serta sekuritisasi. "Penguatan dana murah dilakukan dengan menggelar berbagai rangkaian promosi hingga undian berhadiah," tambahnya.
Baca Juga
Advertisement
Pada era digital saat ini, dikatakan Maryono, BTN pun terus memoles layanan digital perseroan untuk memacu pengucuran KPR dan merebut dana murah.
Salah satunya dengan menambah gerai dan outlet digital sesuai dengan tahapan transformasi digital BTN yang dilakukan sejak tahun 2015. Transformasi ini dilakukan untuk mendukung bisnis perseroan sekaligus menggarap generasi milenial yang kini kian fasih dengan teknologi.
Untuk diketahui, penyaluran kredit Bank BTN pada 2016 kemarin mencatatkan kenaikan sebesar 18,34 persen dari Rp 138,95 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp 164,44 triliun di Desember 2016. Posisi pertumbuhan tersebut berada di atas rata-rata industri. Bank Indonesia dalam Analisis Uang Beredar M2 merekam, kredit perbankan nasional hanya naik 7,8 persen pada Desember 2016.
Kredit di sektor perumahan pun tercatat menjadi penyokong utama kenaikan pinjaman di Bank BTN. Kredit yang menempati 89,97 persen porsi pinjaman di BTN ini, naik 18,43 persen yoy dari Rp 124,92 triliun di akhir 2015 menjadi Rp 147,94 triliun di periode yang sama tahun lalu.
Kemudian, pertumbuhan terbesar di segmen ini berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi yang naik 30,57 persen yoy dari Rp 43,52 triliun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp 56,83 triliun di Desember 2016.
Pertumbuhan penyaluran kredit yang positif tersebut juga turut mengerek nilai aset emiten bersandi saham BBTN naik. Per akhir tahun lalu, aset Bank BTN tumbuh 24,66 persen yoy dari Rp 171,8 triliun menjadi Rp 214,16 triliun. Dengan posisi tersebut, BBTN juga tercatat menjadi bank dengan aset terbesar ke-6 (bank only) di Indonesia. (Yas/Gdn)