Liputan6.com, New York - Majalah Playboy mengumumkan bahwa mereka akan kembali membawa 'filosofi' awalnya, yaitu tampilan model bugil. Terbitan itu mengubah keputusan yang dibuat tahun lalu.
Langkah itu diumumkan oleh Chief Editor baru Playboy, Cooper Hefner. Ia mengatakan, keputusan untuk menghapus kebugilan "merupakan kesalahan total."
Advertisement
"Hari ini, kami mengambil identitas kami kembali dan mengklaim siapa kami sesungguhnya," kicau Hefner dalam Twitter seperti dikutip dari BBC, Selasa (14/2/2017).
Majalah dewasa asal AS itu juga mempromosikan edisi Maret-April dengan model 'playmate of the month' dengan tagar #NakedIsNormal.
Beberapa netizen menyambut baik keputusan Playboy untuk 'kembali normal'. Mengatakan langkah mereka adalah baik. Sementara lainnya berkomentar, keputusan diambil karena, "penjualan majalah itu turun dan sayangnya sekarang gambar porno mudah diakses di internet."
Pada Senin 13 Februari, Hefner menulis, "Saya orang pertama yang mengakui bahwa ketelanjangan adalah hal biasa."
"Ketelanjangan tak pernah jadi masalah karena telanjang bukan masalah," tambah pemuda 25 tahun anak dari pendiri Playboy Hugh Hefner.
Samir Husni, seorang profesor jurnalisme di University of Mississippi, mengatakan pelarangan Majalah Playboy pada ketelanjangan mungkin telah mengasingkan lebih banyak pembaca alih-alih mencoba tampil menarik.
"Playboy dan gagasan non-ketelanjangan adalah semacam oxymoron," katanya.
"Majalah ini masih harus menemukan cara untuk menarik khalayak yang lebih muda di era digital di mana ketelanjangan telah menjadi biasa," tambah Husni lagi.
Dalam edisi bulan depan, majalah ini juga akan menghidupkan kembali beberapa waralaba lama, termasuk The Playboy Philosophy dan Party Jokes.
Terbitan itu juga akan memuat esai oleh aktris Scarlett Byrne tentang kampanye Free the Nipple - sebuah gerakan yang dimulai di Amerika Serikat untuk mengubah undang-undang menyusui di publik dan perempuan bertelanjang dada.
Kampanye Byrne mengatakan "tentang pentingnya memiliki seksualitas perempuan dan standar ganda yang masih ada antara perempuan dan laki-laki", tulis Playboy edisi terbaru nanti.
Namun, Playboy akan menghilangkan subtitle Entertainment for Men di sampul mereka.
"Playboy akan selalu menjadi merek gaya hidup yang berfokus pada kepentingan laki-laki, tetapi sebagai peran gender terus berkembang dalam masyarakat," kata Hefner.
Playboy, yang didirikan pada tahun 1953, berhenti mencetak foto bugil Maret 2016.
Mereka mengatakan pada waktu itu internet telah membuat ketelanjangan usang, dan majalah porno tidak lagi begitu komersial.
Sirkulasi Playboy telah menurun dari puncaknya yaitu 5,6 juta pada tahun 1970 menjadi di bawah 700.000 tahun lalu.
Namun, logo majalah menunjukkan kepala kelinci mengenakan dasi kupu-kupu adalah salah satu yang paling dikenal di dunia.
Perusahaan Majalah Playboy mendapatkan sebagian besar uang dari lisensi logo itu di seluruh dunia untuk menjual produk termasuk perlengkapan mandi, minuman dan perhiasan.