Liputan6.com, Medan - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Tengku Erry Nuradi baru-baru ini memantau lahan dan hutan di kawasan Danau Toba menggunakan helikopter Basarnas jenis AW139 buatan Italia 2016. Hal ini dilakukan guna mengetahui titik api dari lahan dan hutan yang sering terbakar di kawasan tersebut.
"Kami memantau lewat udara ini untuk mengetahui titik-titik api yang menyebabkan lahan Danau Toba dan sekitarnya mudah terbakar serta menyusun langkah-langkah untuk mengantisipasinya," kata Erry, Senin, 13 Februari 2017.
Dalam pantauan udara yang dilakukan Sabtu, 11 Februari 2017 itu, Gubernur Sumut didampingi anggota DPD RI Parlindungan Purba, Kadis Perhubungan Anthony Siahaan, Ketua PKK Evi Diana Sitorus yang juga istri Gubernur Sumut, serta staf Dinas Kominfo Sumut.
Erry menuturkan, dengan menumpang helikopter yang dihibahkan Basarnas ke Pemprov Sumut, pihaknya langsung memantau lahan dan hutan yang rawan kebakaran di Danau Toba, sebagai kawasan strategis nasional tersebut.
"Kita tidak mau kecolongan. Memasuki musim kemarau saat ini kebakaran hutan dan lahan di khususnya di kawasan Danau Toba berpotensi terjadi. Kita harus waspada bencana dan meminta kepala daerah dan instansi terkait turut mengantisipasinya," tutur Erry.
Namun, bukan aksinya memantau lahan itu yang mengundang kritikan pedas, melainkan status yang diunggah istri Erry lewat akun Facebook. Saat itu, ia menuliskan hendak menghadiri pesta perkawinan anak Bupati Samosir dengan menumpang Heli Basarnas.
Baca Juga
Advertisement
"Mengejar Waktu. Bismillah, otw Samosir by Heli Basarnas menghadiri pesta perkawinan anak Bupati Samosir 11022017," tulis Evi Diana Sitorus.
Unggahan status itu langsung mengundang sejumlah komentar miring dari para netizen. Di antaranya dari akun Didy Puryanto. Ia berkomentar, "Enaklah kau naik helikopter. Kalu kami ni kan masih pakai jalan darat yang banyak lubangnya."
Belakangan, status itu dihapus sang istri Gubernur Sumut. Namun, kritikan sudah kepalang datang.
Meski begitu, Erry menegaskan kunjungannya ke undangan perkawinan merupakan rangkaian kegiatan. Salah satunya dengan memantau kondisi lapangan terancam bencana kebakaran.
"Selain melakukan pemantauan secara langsung melalui udara kita juga mengunjungi korban kebakaran di Pangururan," ujar Erry.
Gubernur Sumut mengaku prihatin atas musibah terbakarnya tiga unit rumah adat Batak di Desa Parbaba, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. "Kami juga mendarat di Samosir meninjau lokasi kebakaran di kawasan wisata budaya tersebut," ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Gubernur bersama rombongan menyerahkan santunan kepada kepada korban kebakaran disaksikan Wakil Bupati Samosir Juang Sinaga dan unsur SKPD Pemkab Samosir.
Kebakaran ini turut membakar tiga rumah adat batak yang berusia ratusan tahun dan juga dua rumah semi permanen. "Kita berharap musibah ini tidak terulang lagi," ujar Gubernur Sumut.