Liputan6.com, Houston - Ilmuwan NASA kelahiran Amerika Serikat ditahan oleh pejabat bea cukai dan tak diperbolehkan untuk memasuki AS sebelum ia memberi tahu PIN ponselnya.
Pria yang bekerja di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA tersebut, Sidd Bikkannavar, ditahan oleh Patroli Perbatasan dan Bea Cukai (CBP) AS pada 30 Januari saat mendarat dari Santiago, Chile.
Advertisement
Bikkannavar adalah warga AS yang telah terdaftar dalam program Global Entry CBP, di mana anggota yang telah menjalani pemeriksaan latar belakang dapat masuk dengan cepat ke Amerika Serikat.
Pria itu juga tidak mengunjungi salah satu dari tujuh negara mayoritas muslim yang sempat dilarang Trump untuk masuk ke AS. Namun kepada The Verge, Bikkannavar mengatakan bahwa petugas CBP menjadi curiga atas nama keluarganya, yang merupakan nama khas India selatan.
"Maaf atas ketidakhadiranku. Aku dalam perjalanan pulang ke AS akhir pekan lalu, aku ditahan oleh Departemen Dalam Negeri AS bersama dengan orang lain di bawah larangan anti-imigran muslim," tulis Bikkannavar dalam Facebook.
"Petugas CBP menyita ponselku dan tidak akan melepaskanku hingga aku memeberi mereka PIN akses agar mereka dapat menyalin data. Awalnya aku menolak karena itu ponsel yang dikeluarkan JPL dan aku harus melindungi aksesnya," lanjut ilmuwan NASA itu.
Dalam tulisannya tersebut, ia menegaskan bahwa dirinya sejak lahir telah menjadi warga negara AS, insinyur di NASA, dan berpergian menggunakan visa AS yang masih berlaku.
Bikkannavar mengatakan, ia akhirnya dibebaskan dan bosnya memberinya ponsel baru.
Namun Bikkannavar menyebut, ia belum menerima penjelasan mengapa dirinya sempat ditahan di Houston George Bush Intercontinental Airport.
Ia mengaku, perjalanannya ke Chile dilakukan untuk menjalani hobinya, yakni balap mobil bertenaga surya. Baru-baru ini ia bergabung dengan tim negara tersebut.