Liputan6.com, Chelyabinsk - Hari ini empat tahun lalu, Jumat 15 Februari 2013, sebuah meteor memasuki atmosfer Bumi, tepat di atas wilayah Rusia, sekitar pukul 09.20 Waktu Yekaterinburg (03.20.26 UTC). Batu angkasa itu berubah jadi bola api saat bersentuhan dengan perisai planet manusia.
Bola api luar biasa terang tersebut tiba-tiba melesat turun dari langit. Lalu...Duar!!!
Advertisement
Meteor itu lantas melewati wilayah Ural dan meledak di langit kota Chelyabinsk.
Akademi Sains Rusia menyatakan bahwa meteor itu seberat 10 ton, dan memasuki atmosfer bumi dalam kecepatan 54.000 kph (34.000 mph, atau 15 km/detik) atau sekitar 44 kali kecepatan suara. Meledak di ketinggian antara 18 dan 32 mil di atas permukaan tanah.
Namun Badan Antariksa AS (NASA), memperkirakan bahwa meteor tersebut jauh lebih besar, kira-kira berdiameter 17 meter dan beratnya 10 ton, dengan pelepasan energi yang setara dengan 500 kiloton (kt) TNT, 20-30 kali lebih kuat daripada pengujian nuklir Trinity di New Mexico (18 kt), atau bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima (16 kt) dan yang dijatuhkan di Nagasaki (21 kt).
Karena jauh lebih kecil daripada sejumlah objek yang terus dipantau para ilmuwan antariksa, meteoroid ini tidak terdeteksi sebelum memasuki atmosfer.
Menurut Bill Cooke, ilmuwan Marshall Space Flight Center NASA di Huntsville, Alabama, benda angkasa yang menyebabkan ledakan meteorit itu diduga selebar 15 meter, berat 7.000 ton, dan meledak di ketinggian 19-24 kilometer di atas permukaan bumi.
Bola api menembus atmosfer atau perisai bumi dengan kecepatan 64.374 kilometer per jam dan meninggalkan jejak sepanjang 483 kilometer di langit.
Secara kebetulan, tak saling terkait, insiden yang terjadi di Rusia hanya selang beberapa jam dengan peristiwa mendekatnya Asteroid 2012 DA14 yang memiliki lebar 45 meter. Batu angkasa melayang dalam jarak relatif dekat dengan bumi yakni 27.000 kilometer. Dengan titik terdekat berada di Indonesia.
Objek Asing Terbesar
Meteor Chelyabinsk merupakan salah satu objek asing terbesar yang tercatat pernah memasuki Bumi sejak meteor Tunguska pada tahun 1908, dan merupakan satu-satunya peristiwa meteor jatuh yang diketahui memakan korban dalam jumlah besar.
Dilansir dari berbagai sumber, meteor jatuh di Rusia ini bisa diklasifikasikan sebagai bola api atau bolide, dan peristiwa ini disebut sebagai ledakan udara, karena objek meledak di atmosfer dalam perjalanannya menuju Bumi.
Meskipun ada teori yang menyatakan bahwa objek adalah asteroid 2012 DA14 yang mendekati Bumi 15 jam kemudian, sumber-sumber Rusia dan ESA mengungkapkan bahwa kedua objek ini sama sekali tidak berhubungan.
Sekitar 1.200 orang -- beberapa media menyebut jumlahnya mencapai 1.500 -- dilaporkan cedera akibat peristiwa ini, terutama akibat kaca jendela yang pecah karena gelombang kejut. Dua di antaranya dilaporkan mengalami cedera serius, seorang wanita 52 tahun yang tulangnya patah diterbangkan ke Moskow untuk mendapat perawatan lebih lanjut.
Hampir 3.000 bangunan di enam kota di seluruh negari itu dilaporkan mengalami kerusakan akibat ledakan dan pecahan meteor.
Ledakan meteor juga menciptakan cahaya menyilaukan, cukup terang untuk dapat dilihat dan diamati dengan mata telanjang di Oblast Sverdlovsk, Tyumen, Oblast Orenburg, Bashkiria, dan di Kazakhstan.
Sementara itu, pada tanggal yang sama tahun 1564 tercatat sebagai hari lahir Galileo Galilei, astronom, fisikawan Italia. Sedangkan 15 Februari 2012 2012, sebanyak 360 orang meninggal dalam kebakaran di sebuah penjara di kota Comayagua, Honduras, Amerika Tengah.
Berikut detik-detik saat meteor itu melintasi Chelyabinsk: