Liputan6.com, Wamena - Agama di Papua ataupun Papua Barat lebih tepat dikatakan sebagai agama keluarga. Hampir sebagian besar masyarakat Muslim di Papua Barat, dalam keluarganya, ada yang berbeda agama.
Kantong-kantong Muslim yang ada di Provinsi Papua Barat, terletak pada Kabupaten Fakfak, Bintuni, Kaimana, Babo, Sorong Selatan, Kota Sorong, yang merupakan orang asli Papua yang Muslim.
Advertisement
Apalagi orang asli Papua selalu menganggap keluarga itu bukan hanya keluarga inti, namun juga keluarga besar yang tidak hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Namun bisa juga termasuk paman, tante hingga ke buyut dan cicit.
"Makanya kepemilikan lahan dan kepemilikan hutan, bukan pada perorangan, namun pada keluarga besar itu," jelas Agus Sumule, Akademisi dari Universitas Papua di Manokwari, Papua Barat.
Karena itu, ia menjelaskan, Muslim di Papua dan Papua Barat dalam pratiknya ketika Pilkada tidak harus mendukung calon pemimpin yang seagama, begitu juga sebaliknya. Muslim di Papua dan Papua Barat, faktanya banyak yang mendukung calon pemimpin nonmuslim.
"Sebab semua sudah berangkat dari agama dan justru agama di Papua yang menyatukan perbedaan tersebut," ucap dia.
Namun, jika melihat 3 pasangan calon Gubernur Papua Barat saat ini semuanya memiliki wakil yang beragama muslim. Ini dikarenakan untuk perebutan suara dari warga pendatang.
Namun, intinya yang saat ini dicari masyarakat pada Pilkada Papua Barat, bukan berdasarkan agama ataupun partai politik mana yang mendukung 3 kandidat ini, tapi lebih kepada sosok yang membawa perubahan bagi masa depan Papua Barat.
"Jangan lupa, warga migran di Papua jumlahnya hampir melebihi penduduk asli Papua Barat, walaupun pendatang tak memiliki ikatan agama seperti orang asli Papua," ungkap dia.
* Saksikan quick count Pilkada DKI Jakarta 2017 pada 15 Februari 2017