Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur Provinsi DKI Jakarta nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tak terima dengan tuduhan Antasari Azhar pada Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Seperti diketahui, Antasari menuding SBY ada di balik rekayasa kasusnya. Agus menyebut itu sebagai fitnah yang keji. Terlebih pernyataan itu dilontarkan sehari sebelum pencoblosan.
Advertisement
"Saya berharap masyarakat tidak mudah termakan isu-isu yang sengaja dilontarakan di satu hari sebelum pencoblosan. Itu sangat luar biasa zalimnya," kata Agus usai mencoblos di TPS 6, Rawa Barat, Kebayoran baru Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2017).
Ucapan Antasari, menurut Agus, tak mempengaruhinya. Ia tetap optimistis akan memenangi Pilkada DKI Jakarta.
"Tapi insya Allah, sekali lagi, saya mengatakan selama ini masyarakat Jakarta semakin cerdas, semakin memiliki hati, bisa memahami mana yang fakta atau kebohongan. Tentunya melalui penjelasan Pak SBY tadi malam. Warga Jakarta lebih memahami situasinya seperti apa dan tentunya dengan harapan tidak mudah percaya kebohongan," jelas Agus.
Menurut Agus, konferensi pers SBY semalam adalah penggunaan hak sebagai warga negara yang difitnah.
"Pak SBY tentunya menggunakan haknya sebagai warga negara untuk menjawab dan mengklarifikasi segala sesuatu yang fitnah. Diserangkan kepada Pak SBY dan keluarga yang tentu tidak benar dan itu adalah fitnah. Tentunya sebagai warga negara beliau memilki segala hak untuk hisa mengklarifikasi dan menjawab itu," ia menerangkan.
Agus menganggap konferensi pers itu bukan upaya untuk menutupi dirinya yang takut kalah. Baginya, kalah menang sudah ditentukan oleh Tuhan yang Mahakuasa.
"Bukan takut kalah. Itu adalah klarifikasi. Apakah mas tinggal diam saja pada saat difitnah? Sudah seharusnya untuk mengklarifikasi segala sesuatu kalau memang itu fitnah," ujar Agus.
Berulang kali Agus menegaskan ia yakin, jika takdir menghendakinya memimpin DKI Jakarta, tak ada yang bisa menghalangi, bahkan dengan fitnah dari Antasari.
"Kami tetap tegar, tidak terpengaruh. Kami merasakan jika Allah berkehendak saya ditakdirkan menjadi pemimpin Jakarta, insya Allah, terwujud," ucap Agus.
"Tetapi sekali lagi Allah mempunyai kehendaknya dan rencana terbesar manusia hanya merencanakan, hanya berjuang segala sesuatunya kembali menyerahkan kepada Allah," tegas Agus.
Antasari Azhar menuding Presiden ke-6 RI SBY mengkriminalisasinya dalam kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.
Ia menyebut bahwa Hary Tanoe yang mengaku utusan Cikeas, sengaja mendatangi kediaman mantan Ketua KPK itu untuk memintanya tidak menahan Aulia Pohan.
"Saya diajari kejujuran oleh orangtua saya. Untuk itulah saya mohon, kepada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono jujur, beliau tahu perkara ini," ujar Antasari Azhar di kantor Bareskrim, Gedung KKP, Jakarta Pusat, Selasa 14 Februari 2017.
Namun, tudingan tersebut langsung dibantah Hary Tanoe melalui kuasa hukumnya, Hotman Paris Hutapea. Ia meminta agar SBY mengatakan yang sebenarnya ke publik mengenai apa yang ia lakukan terhadapnya.
"Itu semua pernyataannya tidak benar. Menurut Hary Tanoe, Antasari mencari sensasi saja," ujar Hotman.
Terkait langkah hukum, Hotman mengaku pihaknya belum terpikir untuk melakukan proses hukum terkait pernyataan Antasari. "Belum ke arah sana," kata Hotman.