Liputan6.com, Jakarta - Pasangan nomor urut 1 Agus-Sylvi memperoleh suara di bawah 20 persen dalam quick count berbagai lembaga survei hasil Pilkada DKI Jakarta. Perolehan suara itu jauh dari nilai yang diungkap dalam riset sebelum pilkada digelar.
Menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, penurunan itu disebabkan adanya serangan dari Antasari Azhar terhadap SBY sehari jelang pencoblosan. Antasari menuduh SBY sebagai aktor di balik layar dirinya mendekam di penjara selama 8 tahun.
Advertisement
"Perolehan suara AHY yang di bawah ambang atas berdasarkan riset LSI disebabkan Antasari yang menuduh SBY sebagai inisiator kriminalisasi dirinya yang diberitakan satu hari sebelum pilkada DKI," ujar peneliti LSI Ade Mulyono di Gedung LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (15/02/2017).
Meski SBY telah menggelar konferensi pers untuk mengklarifikasi pernyataan Antasari Azhar, hal itu tidak berimbas terhadap elektorial Agus.
Tak hanya itu, ucap Ade, segmen pemilih Agus yang mayoritas menengah ke bawah juga menjadi alasan mengapa anak sulung dari SBY ini bisa kalah telak pada pilkada ini.
"Pendukung (Agus-Sylvi) banyak yang golput karena mayoritas pendukungnya menengah ke bawah. Alasannya, mereka bekerja jadi buruh harian, sehingga masih mementingkan pekerjaan dibanding pilkada. Ditambah kesadaran politik masyarakat ke bawah yang rendah karena mengutamakan kebutuhan dasar," ucap Ade.
Dari 80 persen data yang masuk ke LSI pada pukul 15,43 WIB, pasangan nomor urut satu Agus Yudhoyono-Sylviana Murni meraih suara 16,66 persen, sedangkan pasangan nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat meraih 43,68 persen suara.
Sementara Paslon nomor urut 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno dari hitung cepat LSI meraih suara 39,67.
[Pilkada DKI](Pilkada DKI 2017 diikuti tiga pasangan calon, yakni nomor urut 1 Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno.