Ekspor Lesu, Surplus Neraca Dagang RI Bakal Merosot pada Januari

Volume ekspor cenderung merosot pada Januari lantaran aktivitas manufaktur mitra dagang utama Indonesia yaitu Jepang dan China juga menurun.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Feb 2017, 09:30 WIB
Sejumlah truk peti kemas di area JICT Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/10). BPS mencatat, nilai ekspor September 2016 sebesar US$ 12,51 miliar, turun 1,84% dibanding bulan sebelumnya dan turun 0,59% (yoy). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede memperkirakan ‎neraca perdagangan Indonesia di Januari 2017 akan mendulang surplus sebesar US$ 825 juta.

Prediksi tersebut lebih rendah dari realisasi neraca dagang di akhir tahun lalu sebesar US$ 990 juta, namun melonjak signifikan dibanding pencapaian di Januari 2016 yang sebesar US$ 50,6 juta.

"Neraca perdagangan Januari 2017 diperkirakan surplus US$ 825 juta dengan pertumbuhan ekspor diproyeksi 21,77 persen (year on year/Yoy) dan impor tumbuh 14,04 persen (Yoy)," kata Josua saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (16/2/2017).

Josua menjelaskan, volume ekspor cenderung mengalami penurunan pada Januari ini. Penyebabnya, lanjut dia, karena aktivitas manufaktur mitra dagang utama Indonesia, yaitu China dan Jepang merosot.

"Ditambah lagi harga komoditas batubara di pasar global melemah sekitar 2,6 persen dari bulan sebelumnya," dia menerangkan.

Sementara dilihat dari kinerja impor pada awal tahun ini, Josua mengakui, mengalami peningkatan karena kegiatan manufaktur di dalam negeri mulai menggeliat sehingga mengerek permintaan impor. "Jadi surplus bulan Januari ini cenderung turun dari bulan sebelumnya (Desember 2016)," kata Josua.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya