Liputan6.com, Jakarta Kisah cinta suami pada istrinya ini mengharukan banyak orang. Pria yang kini telah renta ini bernama Hou Yuk Nam. Sejak tahun 1982 ia hidup sebatang kara. Ia telah ditinggal istrinya, orang yang paling dicintainya setelah menikah selama 22 tahun.
Hou tinggal di Kampung Baru Tanah Merah Selangor Malaysia. Warga Selangor mengetahui Betapa besar cinta Hou pada istrinya. Karena itu Hou memperoleh julukan sebagai suami yang paling mencintai istrinya.
Advertisement
Menurut media lokal, pernikahan Hou dengan istrinya telah dikaruniai 7 anak-anak.Pada hari yang tak terduga itu, istrinya meninggal karena sakit. Hati Hou hancur.
Selama 6 bulan pertama, ia menangis hampir setiap hari dan menghabiskan malam tanpa memejamkan mata karena merindukan istrinya.
"Saya kenal istri saya selama 2 tahun sebelum menikah. Setelah bersama-sama selama 22 tahun, dia pergi untuk selama-lamanya. Jujur, 22 tahun itu terlalu singkat bagi pernikahan kami,"katanya.
Menurut Hou, hidup bersama selama 22 adalah masa-masa bahagianya bersama istrinya. Sampai sekarang, ia masih menitikkan air mata saat ia mengingat semua kenangan indah bersama istrinya.
Ia menceritakan, pertama kali ia bertemu Yap di sebuah kebun karet. Saat itu dia sebagai supervisor sementara Yap, yang 6 tahun lebih muda adalah seorang pekerja di sana.
Meskipun Hou tidak mempunyai keuangan yang baik, Yap tetap memutuskan menikahinya.
"Dia adalah seorang ibu yang luar biasa dan seorang istri yang penuh kasih. Aku benar-benar hancur saat itu, tidak mampu membahagiakan. Alih-alih tinggal di rumah mewah yang nyaman, dia harus bekerja keras untuk membantu membiayahi kehidupan sehari-ahri. Dan itu penyesalan terbesar saya, "kata Hou sambil menangis.
Karena kemiskinan yang mendera keluarga merekalah yang menyebabkan Yap tidak dibawa ke rumah sakit. Karena itu penyakit Yap memburuk. Pada usia 40 tahun Ya meninggalkan suami dan anak-anaknya.
Sepeninggal istri yang dicintainya, Hou sampai sekarang, selama 35 tahun terus mengunjungi makam Yapuntuk membersihkan rumut dan mengirim bunga. bahkan ia juga menemai istrinya saat ada Festival Hantu Lapar.
Untuk mengenang istrinya itu juga, ia juga menulis puisi romantis untuk menunjukkan rasa cintanya.
"Itulah kekuatan cinta. Saat pasangan sedang marah, ia berusaha menghindari dengan bersikap tenang agar tak perlu beradu argumen. Itulah salah satu cara mereka mencintai satu sama lain.
Pada usia 81, Hou mengaku tidak sering mengunjungi makam istrinya seperti sebelumnya karena kondisi tubuhnya yang kurang memungkinkan.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6