Liputan6.com, Khartoum - Lebih dari 25 tahun lalu, Sheikh Bashir Mohammed Bashir di Sudan memutuskan untuk tidak lagi berbicara sehingga ia dijuluki sheikh bisu sejak saat itu.
Bashir berkomunikasi dengan orang lain dengan menuliskan apa yang diinginkannya pada sehelai kertas.
Ia tetap ikut serta dalam konferensi dan tampil dalam sejumlah wawancara televisi, tapi dengan menggunakan pena serta kertas untuk berkomunikasi.
Baca Juga
Advertisement
Seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (17/2/2017), ia adalah seorang lulusan lembaga pendidikan terkemuka, Sorbonne University di Prancis.
Pria kelahiran 1956 itu adalah seorang cendekiawan dengan banyak pengikut. Mereka percaya pada pemikiran serta kecerdasannya.
Setelah kembali dari Prancis dengan gelar Master dalam bidang ekonomi dan ilmu pengetahuan, ia fokus meneliti dan membaca Alquran.
Pada 1990, ia memutuskan untuk berhenti berbicara dan menyatakan akan bicara lagi jika Tuhan berkehendak.
Bashir menjelaskan filsafat sunyi itu melalui tulisannya, "permulaan kebisuan adalah di akhir bicara". Namun sikapnya masih menjadi misteri karena ia percaya bahwa inilah "rahasia pribadinya sendiri" berkaitan dengan hubungannya dengan Sang Pencipta.
Dalam suatu wawancara televisi, Bashir menulis, sejak ia berhenti berbicara, ia tidak menyesal karena penyesalan merupakan hasil dari berbicara.
Ia menambahkan, "Pena saya hanya menuliskan apa yang membahagiakan hati teman-teman saya. Saya menemukan kedamaian pikiran dalam kesunyian."