Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas khusus membahas prioritas pembangunan di Sumatera Utara. Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara Erry Nuradi menggunakan kesempatan itu untuk menjelaskan kesulitan dan hambatan yang dihadapi dalam pembangunan di Sumut.
Erry mengatakan, ada beberapa proyek strategis nasional yang ada di Sumatera Utara. Sebut saja jalan tol, Pelabuhan Kuala Tanjung, kawasan Danau Toba, kawasan Mebidangro, dan beberapa kawasan industri yang juga sedang dibangun.
Dari berbagai pembangunan itu, Erry menyampaikan beberapa kendala, terutama pembebasan lahan. Menurut dia, lahan yang ditemukan biasanya adalah lahan sengketa. Lahan berhubungan dengan penduduk yang sudah lama menempati lokasi itu.
Kemudian, ada lokasi hutan yang tidak boleh secara aturan memberikan ganti rugi kepada warga yang tinggal di kawasan itu.
Advertisement
"Nah inilah tadi yang kita sampaikan untuk dicarikan solusinya," kata Erry di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (16/2/2017).
Melihat permasalahan ini, Jokowi meminta Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) untuk membuat Peraturan Presiden secara khusus untuk menemukan solusi dari permasalahan sengketa lahan di kawasan hutan.
"Jadi kendala-kendala itu yang di daerah itu banyak karena ada aturan-aturan yang tentu kita taati. Jadi hal-hal seperti itu," imbuh dia.
Secara umum, pembangunan sudah berjalan baik. Sebut saja pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung. Jokowi dalam rapat juga menegaskan pelabuhan ini tetap menjadi hub (penghubung) internasional. Sehingga kepercayaan investor tetap tinggi pada Indonesia.
Kemudian, pembangunan beberapa ruas tol di Sumatera Utara. Saat ini sedang dibangun ruas Medan-Tebing, Medan-Binjai, Tebing-Kisaran, dan Tebing-Siantar. Seluruhnya sedang dalam proses pembangunan. Pembebasan lahan pun sudah mencapai 90 persen.
"Jadi ada beberapa seksi. seperti Medan-Binjai itu ada tiga seksi dari 24 kilo itu hanya yang menuju Medan yang belum, ya kira-kira 3 kilometer lagi. Karena masalah pembebasan lahan tadi. Tapi untuk seksi dua-tiga nya sudah bisa dipakai," jelas dia.
Demikian juga yang ke Tebing, dari tujuh seksi hanya seksi tujuh yang dari Serampah ke Tebing yang masih belum. "Dan seksi 1A nya, Kualanamu-nya itu yang ada kendala masalah lahan, yang lain semuanya progres," Erry menandaskan.