Liputan6.com, Boyolali - Sore jelang maghrib, Toni Arifin sibuk membersihkan kotoran yang diperkirakan akan menyumbat saluran air di trotoar sepanjang Banyudono. Pembersihan itu merupakan bagian dari tugasnya sebagai anggota BPBD Boyolali.
Ia berjalan dari arah timur ke barat di atas trotoar. Tepat di depan kantor sebuah bank, Toni terperosok masuk ke got. Ia berusaha menggapai tepi saluran air untuk menyelamatkan diri sambil melawan arus deras air.
Saat itu, hujan memang sedang turun deras hingga menggenangi jalan sekitar tempat Toni terperosok. Diduga, ia tak menyadari ada lubang sedalam sekitar 2,5 meter karena tertutup air.
Dua orang lain, Agus Mustalifi (29), office boy BRI Banyudono, dan M Idris Efendi (19), penjual ban, melihat Toni tak kuasa menahan arus mencoba membantunya. Mereka berdua berusaha menarik Toni keluar dari gorong-gorong, tapi kekuatan air jauh lebih besar.
Tarikan tangan keduanya tak cukup menarik tubuh Toni ke atas. Tubuh relawan kemanusiaan itu akhirnya menghilang terseret arus deras sekitar pukul 19.15 WIB.
"Namun, upaya tersebut gagal sehingga korban masuk ke gorong-gorong terseret arus air," ungkap Kepala Kantor SAR Semarang Agus Haryono, saat dihubungi Liputan6.com, Kamis, 16 Februari 2017.
Baca Juga
Advertisement
Kabar menghilangnya Toni diseret arus deras langsung menyebar. Rekan-rekan Toni serentak mencari. Dua jam kemudian, anggota BPBD Boyolali asal Dukuh Ngrancah, Desa Pusporenggo, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali itu ditemukan tak bernyawa sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian.
Setelah penemuan itu, korban langsung dievakuasi menuju RSUD Pandanaran Boyolali. Kabar meninggalnya Toni itu mengejutkan segenap relawan kebencanaan. Atas peristiwa itu, Kalakhar BPBD Jateng Sarwa Permana memperingatkan anggota lainnya.
"Kita berharap anggota lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas kemanusiaan mengingat bencan masih mengancam di beberapa daerah di Jawa Tengah," ujar Sarwa Permana.
Sementara itu, Kepala BPBD Boyolali Nir Khamdani mengatakan korban yang meninggal terseret arus merupakan anggota Tim Reaksi Cepat BPBD Boyolali. Toni telah bergabung dengan BPBD sejak tiga tahun silam.
"Korban angota TRC BPBD Boyolali. Korban juga di tim BPBD sebagai tenaga kontrak," ucap dia.
Hujan yang melanda wilayah Boyolali, disebutkan dia, menyebabkan sungai meluap di Dukuh Ngancar hingga Dukuh Gatak, Banyudono, Boyolali. Selain menggenangi rumah, banjir tersebut juga menggenani jalan raya yang menghubungkan Solo dengan Semarang.