Liputan6.com, Washington, DC - Purnawirawan Vice Admiral, Bob Harward menolak tawaran Presiden Donald Trump untuk jadi Penasihat Keamanan Nasional (NSA). Kabar penolakan itu diembuskan oleh beberapa sumber terdekat Harward.
Salah seorang teman dekat Harward mengatakan pria itu menolak mengambil kesempatan karena melihat Gedung Putih begitu kacau-balau.
Advertisement
Harward menyebut tawaran itu "menggelikan", sebut pria itu seperti dilansir CNN Jumat (17/2/2017).
Posisi penasihat keamanan NSA kosong setelah awal minggu ini Trump memecat Michael Flynn. Pensiunan jenderal angkatan darat AS itu disebut-sebut melakukan kontak diplomatik dengan Dubes Rusia, terkait sanksi sebelum Trump dilantik jadi presiden.
Trump menunjuk purnawirawan Letnan Jenderal Joseph Keith Kellogg setelah Flynn mundur diri sebagai pelaksana NSA.
Setelah Flynn mundur, nama Harward bersanding dengan Kellog dan David Petraeus yang divonis besrsalah pada 2015 karena menyerahkan informasi penting kepada selingkuhannya.
Penunjukkan Harward oleh Trump sebenarnya juga banyak dipertanyakan. Sebab bekas komandan pasukan elite AL, SEAL itu tak melalui fit and proper test di senat.
Anggota kongres senior asal Partai Republik yang tahu cara proses penunjukkan mengatakan, "muncul pertanyaan kepada Trump mengenai klarifikasi kekuasaan yang ia miliki untuk menunjuk sesorang."
"Ini bukan semacam penolakan dari kami, melainan pertanyaan sebesar apa kekuasaan seorang presiden main tunjuk begitu saja. Dan pertanyaan itu tak terjawab," kata anggota partai berlambang gajah itu.
Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Sean Spicer menanggapi laporan penolakan Harward mengatakan, "saya tak bisa mengonfirmasinya dan tak yakin apakah itu (penolakan) benar atau tidak."
Namun, tak beberapa lama kemudian pihak Gedung Putih mengatakan benar bahwa Harward telah menolak posisi itu.
Ketika ditanya apakah ada calon lain buat kepala NSA, pihak otoritas Gedung Putih mengatakan, "sejauh yang kami ketahui, tidak ada."
Harward sempat menjadi komandan SEAL di US Central Command, sebuah operasi militer AS di luar negeri. Wilayah yang ia komandani adalah Irak dan Afghanistan.
Harward remaja besar di Iran dan lulusan Tehran American High School, karena sang ayah bertugas sebagai atase militer di negeri itu.
Harward sendiri sangat akrab dengan peran sebagai penasihat NSA dan pekerjaan sebagai National Security Council, karena ia sebelumnya bekerja untuk urusan anti-terorisme di kantor NSC dari tahun 2003 hingga 2005 di bawah pemerintahan Presiden George W Bush.
Analis militer CNN, (Purn) Mayor Jenderal James 'Spider' Marks menyebut Harward adalah sosok yang berprestasi. Marks tak ingin berspekulasi mengapa koleganya itu menolak tawaran Trump, tapi memprediksi ketidakstablitas Gedung Putih yang menjadi pertimbangannya.
Harward telah berkarier selama 30 tahun di militer. Setelah pensiun, ia kini menjadi CEO Lockhead Marteen untuk wilayah Arab Saudi.