Terkena Tumor Otak Ganas, Wanita Ini Mendadak Sangat Relijius

Sebelum ada diagnosis tumor otak, wanita usia 60 tahun ini sosok positif, bahagia, dan percaya pada Tuhan tapi tidak terlalu religius.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 17 Feb 2017, 13:00 WIB
Sakit Kepala Pertanda Tumor Otak, Mitos atau Fakta?

Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita 60 tahun ini mendadak menjadi amat relijius dan meyakini telah berbicara dengan orang suci. Setelah diselidiki perubahan ini rupanya ada tumor otak ganas sedang menyerangnya.

Sebelum  didiagnosis tumor otak, wanita usia 60 tahun ini sosok yang positif, bahagia, dan percaya pada Tuhan tapi tidak terlalu relijius. Namun, sekitar dua bulan teman dan keluarganya merasa ada yang berubah dalam pribadi dan perilaku wanita yang dirahasiakan namanya ini. Wanita ini jadi sedih serta menunjukkan ketertarikan membaca kitab suci dan bacaan-bacaan agama lain.

Dia juga menceritakan kepada keluarga dan teman pernah memiliki pengalaman luar biasa. Dia merasa melihat dan berbicara dengan orang suci.

Perubahan secara drastis membuat keluarga berpikir kemungkinan wanita ini mengalami depresi. Pada saat itu dia juga tengah merawat saudara yang sakit kanker.

Setelah itu keluarga pun membawanya ke dokter untuk memeriksakan kondisinya. Dokter mencoba melakukan skrining lewat MRI. Rupanya ada beberapa luka di otak. Setelah biopsi, dokter mendiagnosis wanita ini mengalami glioblastoma multiforme. Ini adalah salah satu bentuk tumor otak ganas yang amat agresif.

Tumor itu terlalu besar ukurannya sehingga tidak mungkin dioperasi. Wanita ini pun kemudian mendapatkan perawatan dengan kemoterapi dan radiasi. Dokter juga meresepkan obat antipsychotic yang memiliki efekantikanker pada jenis glioblastoma.

Usai menjalani pengobatan lima minggu, kepribadiannya yang relijius mulai menurun secara perlahan seperti dilaporkan dalam jurnal Neurocase.

"Ini jelas bahwa perubahan jadi relijius pada kasus ini terkait dengan perubahan pada otak," kata para peneliti dari Hospital General Universitario Morales Meseguer, Spanyol.

"Juga tidak ada alasan atau pemicu lain pada perubahan ini selain penyakit. Sehingga jelas ini adalah karena faktor patologi," kata mereka seperti mengutip Live Science, Jumat (17/2/2017).

Peneliti menegaskan tidak jelas berapa sering kasus orang mengalami kondisi hiper-relijius atau perubahan perilaku lainnya terkait dengan simtom awal tumor otak. Salah satu studi juga pernah mengungkapkan ada 22 persen orang dengan tumor otak mengalami gejala psikotik. 

Sesudah menjalani perawatan, kondisi wanita ini terus menurun. Dua bulan sesudah menjalani perawatan dia terkena stroke. Delapan bulan sesudah didiagnosis tumor otak ganas dia meninggal karena tumor otak ganas yang progresif.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya