Penggunaan Neti Pot untuk Hidung Tersumbat Bisa Picu Infeksi

Jika tidak menggunakan neti pot yang benar untuk membilas hidung tersumbat akan berisiko infeksi hidung.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 17 Feb 2017, 15:00 WIB
Neti put untuk membilas hidung tersumbat. (Ilustrasi: FDA)

Liputan6.com, Amerika Serikat Neti pot adalah teko kecil dengan mulut yang panjang kerap menjadi perlengkapan utama bagi banyak rumah untuk membilas saluran hidung tersumbat dan membantu orang bernapas lebih mudah.

Seperti perangkat sistem saluran hidung lain, perangkat yang biasa disebut neti pot menggunakan garam atau air asin sebagai solusi untuk mengobati sinus, pilek dan alergi.

Neti pot juga digunakan membasahi hidung yang  terkena udara kering dalam ruangan. Tapi Anda harus berhati-hati. Menurut Food and Drug Administration (FDA), Amerika Serikat, penyalahgunaan neti pot dan membilas hidung dengan perangkat lain yang berkenaan dengan hidung dapat meningkatkan risiko infeksi.

Perangkat bilas yang berkenaan dengan hidung (nasal)--meliputi semprotan hidung berbentuk bola (bulb syringes), botol peremas (squeeze bottles), dan perangkat air yang bergetar dioperasikan dengan baterai--biasanya produk yang aman dan efektif ketika digunakan dan dibersihkan dengan benar, kata Eric A. Mann, seorang dokter di FDA.

Cara penggunaan yang aman. Pertama, bilas hanya dengan disaring, air steril atau sebelumnya direbus.Air keran tidak aman untuk digunakan sebagai bilasan hidung karena tidak memadai untuk disaring, dikutip dari laman FDA, Jumat (17/2/2017).

Beberapa air keran mengandung tingkat organisme rendah--seperti bakteri dan protozoa, termasuk amuba--yang mungkin aman untuk tertelan karena asam lambung dapat membunuh bakteri dan protozoa.

Namun, di dalam hidung, organisme ini dapat tetap hidup pada saluran hidung sehingga menyebabkan infeksi yang serius. Bahkan bisa berakibat fatal dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).


Air yang aman

Air yang aman

Tips menggunakan air yang aman. Pertama, saring air atau gunakan air steril, yang dapat Anda beli di toko-toko. Label air akan tertulis "suling" atau "steril." Kedua, Anda bisa gunakan air keran yang direbus dan didinginkan--direbus selama 3-5 menit, kemudian didinginkan sampai suam-suam kuku.

Sebelumnya, air matang dapat disimpan dalam wadah tertutup untuk digunakan dalam waktu 24 jam. Ketiga, gunakan saringan air.

Air yang melewati filter dirancang untuk menjebak organisme yang berpotensi menular. Gunakan perangkat hidung yang aman"Ada berbagai cara untuk memberikan garam ke hidung.

Botol semprot hidung memberikan uap yang halus, yang mungkin berguna untuk melembabkan bagian hidung yang kering. Tapi penggunaan perangkat yang berkenaan dengan hidung lebih baik pada pembilasan hidung dan membersihkan lendir, alergen, dan bakteri, "kata Eric.

Dalam penggunaan yang tepat. Pertama, Anda bisa membungkuk di atas wastafel, miringkan kepala ke samping dengan dahi dan dagu untuk menghindari cairan yang mengalir ke dalam mulut.

Kedua, bernapas melalui mulut terbuka, masukkan mulut teko yang sudah diisi dengan garam ke dalam lubang hidung bagian atas sehingga saluran cairan yang masuk melewati lubang hidung yang lebih rendah.

Ketiga, bersihkan lubang hidung. Kemudian ulangi prosedur, miringkan kepala ke samping, di sisi lainnya.Cara ini dapat membantu meringankan gejala hidung yang terinfeksi sinus, alergi, pilek, dan flu. Air mineral dapat mengiritasi hidung.


Perhatikan penggunaan

Perhatikan penggunaan

Pastikan perangkat sesuai dengan usia orang yang menggunakannya. Beberapa anak yang didiagnosis menderita alergi hidung sejak usia 2 tahun bisa menggunakan perangkat nasal pembilasan bila seorang dokter anak menyarankan hal itu.

Tapi anak-anak yang sangat muda mungkin tidak paham cara menggunakan neti pot sesuai prosedur.Jika gejala sinus tidak lega atau memburuk setelah dibilas menggunakan neti pot.

Anda dapat ke dokter, terutama jika Anda memiliki demam, mimisan atau sakit kepala saat menggunakan bilasan hidung.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya