Kematian Kim Jong-nam dan 4 Tokoh Terkenal yang Tewas Diracun

Kematian Kim Jong-nam yang tewas diracun membuka ingatan publik akan peristiwa serupa termasuk salah satunya kepergian aktivis HAM, Munir.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 17 Feb 2017, 19:20 WIB
Kim Jong-nam tertangkap kamera di bandara Jepang pada 2011 (AP)

Liputan6.com, Jakarta - - Bak film mata-mata, kematian Kim Jong-nam di keramaian Bandara Kuala Lumpur oleh dua orang perempuan mengagetkan publik.

Disebut-sebut ia tewas diracun.

Detail kematian Kim Jong-nam itu bukan adegan film. Apalagi jenis racun yang digunakan, katanya jauh lebih mematikan dibandingkan arsenik.

Dikutip dari Straits Times, Jumat (17/2/2017), risin dan tetrodoxin merupakan racun yang diduga digunakan dalam serangan itu. Risin merupakan zat kimia yang dapat ditemukan di pohon jarak dan efeknya bekerja secara lambat.

Sementara itu tetrodotoxin merupakan zat mematikan yang terdapat di ikan fugu. Zat tersebut dikenal dapat melumpuhkan dan membunuh korbannya dalam waktu singkat.

Risin merupakan racun alami yang dapat ditemukan di bibit tanaman jarak dan thallium (racun tikus). Zat tersebut dikenal karena sifat membunuh mereka.

Arsenik menyebabkan korbannya mati perlahan dan sengsara. Sementara strychnine merupakan zat alkaloid yang menyerang saraf tulang belakang. Orang yang diracun menggunakan strychnine mengalami kejang tubuh ekstrem dan kegagalan pernapasan.

Jika benar kematian Jong-nam karena diracun, ia bukan satu-satunya tokoh yang dibunuh karena zat kimia itu.

Sejumlah tokoh dunia yang terkenal tewas akibat diracun, termasuk, aktivis HAM Indonesia, Munir Said Thalib.

Nyawa Munir melayang setelah ia diracun dalam penerbangan dari Jakarta menuju Amsterdam.

Berikut 4 sosok yang tewas akibat diracun. Liputan6.com mengutip dari NBCNews dan berbagai sumber pada Jumat (17/2/2017):


1. Alexander Litvinenko

Litvinenko diracun ketika sedang menyelidiki kasus kematian wartawan Rusia, Anna Stepanovna Politkovskaya. Dia mengaku mulai mengalami gangguan kesehatan sejak 1 November silam setelah menyantap sushi bersama warga Italia yang mengaku mengetahui pembunuhan Politkovskaya.

Rusia: Investigasi Inggris atas Litvinenko Provokatif. Alexander Litvinenko saat menjadi agen FSB 1998. (Reuters)

Pada 23 November 2006, Litvinenko meregang nyawa, 3 pekan usai bertemu dan minum teh bersama dua koleganya, Andrei Lugovoi dan Dmitri Kovtun.

Diduga kuat, teh yang diminum Litvinenko telah dimasukan racun polonium yang sangat berbahaya.

Polonium tersebut diduga dicampurkan di tehnya di sebuah restoran. Racun yang sama diduga digunakan untuk menghabisi nyawa pemimpin Palestina, Yasser Arafat.

Ketika upaya pembunuhannya tersebut, Litvinenko telah meninggalkan Rusia dan berada di London. Saat itu ia tengah bekerja sama dengan dinas intelijen Inggris.


2. Georgi Markov

Georgi Markov, penulis dan wartawan BBC tewas setelah diracun. Ia dihabisi oleh secret service Bulgaria kala menunggu bus di Waterloo Bridge London pada tahun 197.

Markov ditikam di paha dengan ujung payung beracun dan meninggal empat hari setelah itu.

Pembunuhnya tak pernah ditemukan selama 35 tahun. Namun, pada 2013, tersangka utamanya terkuak. Ia adalah Francesco Gullino atau terkenal dengan sebutan Agent Piccadilly.

Selama ini pria itu bersembunyi dan menyamar menjadi pedagang barang antik di sebuah kota kecil di Austria.

Gullino meninggalkan London setelah penyerangan itu dan terbang ke Roma. Meski demikian, ia menolak dianggap sebagai pembunuh wartawan BBC itu.

Dalam kaki Markov, ditemukan proyektik kecil berisi racun risin yang menewaskannya.


3. Yasser Arafat

Mantan Presiden Palestina, Yasser Arafat, dinyatakan meninggal dunia pada 11 November 2004, dalam usia 75 tahun. Rekam medis resmi menyatakan, ia menghembuskan nafas terakhir pada 2004 akibat stroke dan kelainan darah.

Namun, belakangan muncul dugaan kuat, ia tewas dibunuh. Sampai-sampai jasadnya diangkat dari kubur tahun lalu. Untuk diambil sampel, dan lalu dimakamkan kembali dengan penuh penghormatan.

Dan kini, hasil pengujian yang dilakukan tim forensik Swiss memperkuat dugaan kedua: Arafat tewas diracun.

Tim Swiss yang memeriksa jasadnya mendapat bukti, adanya 'aktivitas tinggi yang tak terduga' dari polonium, yang 'secara moderat' mendukung teori bahwa Arafat tewas dibunuh.

Perjuangan pemimpin Palestina Yasser Arafat harus ditutup dengan satu peristiwa yang sangat tragis. Dia tewas dengan sangat tidak wajar.

Para ilmuwan dari Vaudois University Hospital Centre (CHUV) di Lausanne, di Swiss melakukan pemeriksaan rinci terkait rekam medis Arafat, juga sampel yang diambil dari jasadnya, dan sejumlah benda miliknya yang dibawa dari sebuah rumah sakit di Paris di mana ia meninggal dunia.

Material biologis lain yang ikut diperiksa termasuk tulang Arafat dan sampel tanah di sekitar jasadnya. Dari semua itu, para ilmuwan menyimpulkan hasil penelitian, "cukup mendukung proposisi bahwa kematiannya adalah akibat dari keracunan Polonium - 210."

Namun, para ilmuwan menekankan bahwa mereka tak bisa mengambil keputusan pasti soal penyebab kematian. Sebab, ada jeda waktu lama antara penelitian dengan saat kematian Arafat, terbatasnya sampel, dan kebingungan terkait pelacakan sejumlah spesimen.

 


4. Munir Said Thalib

Pada 7 September 2004, Munir meninggal dunia dalam perjalanan di pesawat menuju Belanda. Perjalanan Munir ke Negeri Kincir Angin itu untuk melanjutkan studi S2 di Universitas Utrecht, Belanda. Mantan Direktur Eksekutif LSM Imparsial itu ditemukan tak bernyawa di kursi pesawat 2 jam sebelum pesawat mendarat di Armsterdam.

Munir yang merupakan salah satu Pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) itu awalnya berangkat pada 8 September 2004 malam dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta dengan menumpang pesawat Garuda Indonesia bernomor penerbangan GA 974. Pesawat berangkat pukul 22.02 WIB dan tiba di Bandara Internasional Changi, Singapura pada 23.30 WIB.

Di Negeri Singa, para penumpang GA 974, termasuk Munir dipersilakan untuk berjalan-jalan di sekitar Bandara Changi selama 45 menit sambil menunggu pesawat kembali terbang menuju Belanda. Sebelum pesawat kembali mengudara, Munir meminta obat mag kepada pramugari. Munir diminta menunggu karena pesawat akan tinggal landas. Kira-kira 15 menit kemudian, pramugari membangunkan Munir yang saat itu tidur. Munir sempat terbangun dan meminta teh hangat.

Demonstran meminta kepada Presiden Jokowi untuk mengusut tuntas kasus meninggalnya Munir dengan menindaklanjuti temuan TPF dab menindaklanjuti berkas penyelidikan Komnas HAM atas kasus pelanggaran HAM, Jakarta, Kamis (27/10).(Liputan6.com/Gempur M Surya)

Kemudian, sekitar 2 jam sebelum pesawat mendarat di Amsterdam atau sekitar pukul 12.10 WIB, Munir ditemukan tidur dalam kondisi miring dengan mulut mengeluarkan air liur tidak berbusa dan telapak tangannya membiru. Munir ternyata sudah tiada alias wafat. Jenazah Munir dimakamkan di kota Batu, Malang, Jawa Timur, pada 12 September 2004.

Menurut ahli forensik dari Universitas Indonesia yang menangani kasus Munir, Mun'im Idris, Munir positif meninggal karena racun arsenik. Temuan ini senada dengan Institut Forensik Belanda (NFI) yang membuktikan bahwa beliau meninggal akibat racun arsenik dengan jumlah dosis yang fatal.

Sesuai dengan hukum nasionalnya, pemerintah Belanda melakukan otopsi atas jenazah almarhum. Temuan ini juga diperkuat hasil penyelidikan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri yang menyatakan Munir tewas karena diracun.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya